"Saya mulai bertanya-tanya, apa yang akan terjadi jika saya memberikan kemampuan untuk 'tidak melakukan apa-apa' sebagai pelayanan terhadap klien," katanya.
Bisnis jasa pertemanan menjadi satu-satunya sumber pendapatan Morimoto. Dari pendapatan itu dia bisa menafkahi istri dan seorang anaknya.
Dia menolak mengungkap pendapatannya untuk pekerjaan ini, namun mengatakan bisa melayani satu atau dua orang sehari. Sebelum pandemi, dia bahkan bisa melayani tiga atau empat orang per hari.
"Orang cenderung berpikir, (pekerjaan) 'tidak melakukan apa-apa' bisa berharga karena bermanfaat (untuk orang lain). Tidak masalah untuk benar-benar tidak melakukan apa-apa. Orang tidak harus menjadi berguna dengan cara tertentu," katanya.
(*)
Editor : Syahrir Rasyid