TOKYO, iNewsSerpong.id – Warga Jepang dikenal sangat disiplin dalam urusan kerja. Karenanya, sangat mengagetkan ketika seorang kondektur kereta cepat atau Shinkansen, ketahuan kerap bermain ponsel saat bekerja.
Publik negeri sakura semakin terkejut ketika mengetahui kebiasaan sang kondektur berlangsung selama 10 tahun dalam kariernya.
Di Jepang, seorang kondektur punya peran penting dalam perjalanan kereta api. Tugasnya adalah memberi tahu masinis kapan kereta siap berangkat, memeriksa tiket penumpang, hingga melayani kebutuhan penumpang seperti makan dan minum.
Terinspirasi Insiden di Tokyo Dalam menjalankan peran tersebut, para kondektur dituntut untuk fokus terhadap pekerjaan sehingga kinerja yang dihasilkan maksimal.
Apalagi seorang kondektur Shinkansen, perannya lebih vital lagi. Kereta yang bisa melaju hingga kecepatan 320 km per jam ini membutuhkan sistem keamanan yang ketat, sehingga keselamatan penumpang dan petugas di atas segala-galanya.
Karenanya, tak heran jika kemudian warga Jepang begitu kesal tatkala mendapati seorang kondektur bermain ponsel saat bekerja. Perbuatan semacam itu dapat dikategorikan sebagai bentuk sikap lalai dalam menjalankan tugas.
Yang lebih mengejutkannya lagi, dia telah melakukan hal itu selama 10 tahun. Laman Japan Today melaporkan, kondektur Shinkansen itu terlihat bermain game di ponselnya—yang kebetulan menggunakan mode pengaktifan lokasi—pada 6 November lalu.
Menurut informasi, JR East selaku perusahaan yang mengoperasikan Shinkansen, telah menyelidiki kasus itu. Hasilnya, pihak perusahaan menemukan kondektur pria berusia 40-an tahun itu bermain game di ponsel saat berada di kabin pengemudi di Joetsu Shinkansen tujuan Tokyo pada 6 November pukul 11.30.
Shinkansen sedang melaju. (Foto : Ist)
Warga Jepang yang mengetahui kejadian tersebut mengungkapkan kekecewaan mereka kepada kondektur itu. Mereka menulis komentar melalui media sosial mereka.
“Penumpang tidak akan rela membayar tiket kereta hanya untuk mendapatkan petugas yang bermain ponsel, apalagi harga tiket Shinkansen tidaklah murah,” tulis salah satu warganet. “Dia harus lebih bertanggung jawab lagi terhadap pekerjaannya,” ungkap netizen lainnya. (*)
Editor : Syahrir Rasyid