get app
inews
Aa Text
Read Next : Gubernur BI Optimistis Nilai Tukar Rupiah akan Kembali Menguat

The Fed Rencana Naikkan Suku Bunga, Rupiah Terkulai Nyaris Tembus Rp15.000 per USD

Selasa, 20 September 2022 | 18:19 WIB
header img
Rupiah Ditutup Nyaris Rp15.000 per USD, Ini Biang Keroknya (Foto: MNC Media).

JAKARTA,iNewsSerpong.id - Rencana Bank Sentral Amerka (The Fed) menaikkan suku bunga acuan, Rabu (21/9), berdampak terhadap nilai tukar Rupiah. Pada penutupan perdagangan sore, Selasa (20/9/2022) rupiah melemah 6 poin ke level Rp14.983 per dolar AS

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, salah satu faktor internal pemicu kurs Rupiah melemah karena kebijakan subsidi energi yang diresmikan pada tahun ini.

"Tahun ini dinilai momentum yang paling tepat dengan pertimbangannya adalah masih adanya ruang diskresi dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2022 terkait defisit dan soal ongkos politik yang akan makin besar jika ditunda" jelasnya dalam keterangan resmi yang dikutip oleh MPI, Selasa (20/9/2022). 

Ibrahim melanjutkan, kebijakan tersebut akan menimbulkan beberapa implikasi, seperti inflasi meski sifatnya temporer, serta resistensi dan pro kontra dari masyarakat terhadap kebijakan baru.

Lebih jauh dia menambahkan, ruang diskresi terkait defisit pada APBN 2022 dan kondisi APBN semester I-2022 yang surplus menjadi semakin menguatkan bahwa momentum reformasi kebijakan subsidi yang tepat adalah tahun ini.

 

Dengan demikian, jika terjadi risiko akibat reformasi tersebut masih dapat diredam dengan fleksibilitas APBN.

Selain itu, survei pemantauan harga yang dilakukan Bank Indonesia (BI) pada minggu III September 2022 menunjukkan, perkembangan inflasi sampai dengan minggu ketiga September 2022 diperkirakan inflasi sebesar 1,09% (mtm). 

Sedangkan penyumbang inflasi, yaitu bensin sebesar 0,91% (mtm), angkutan dalam kota sebesar 0,04% (mtm).

Kemudian, lanjutnya, angkutan antarkota, telur ayam ras, dan beras masing-masing sebesar 0,02% (mtm), serta rokok kretek filter dan bahan bakar rumah tangga (BBRT) masing-masing sebesar 0,01% (mtm). 

"Ke depan, BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait dan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut" ucapnya. 

Sementara itu, dijelaskan Ibrahim, pengaruh eksternalnya adalah dolar tetap berada di bawah level tertingginya karena investor bersiap atas kemungkinan kenaikan suku bunga yang agresif oleh The Fed untuk mengendalikan inflasi yang semakin memanas.

"Bank sentral AS secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin bps pada hari Rabu," katanya. 

Bahkan para pelaku pasar juga memperkirakan kemungkinan kenaikan mengejutkan sebesar 100 basis poin. Ekspektasi untuk kenaikan tajam oleh The Fed diperkuat setelah data pekan lalu menunjukkan inflasi AS mendekati level tertinggi 40 tahun pada Agustus. 

Ibrahim memprediksi, untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, namun ditutup melemah direntang Rp14.970-Rp15.020.(*) 

 

Editor : A.R Bacho

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut