get app
inews
Aa Read Next : HIKMAH JUMAT : Muhasabah dan Urgensinya

HIKMAH JUMAT : Agar Nikmat Bertambah Nikmat

Jum'at, 23 September 2022 | 14:20 WIB
header img
Setiap nikmat yang diberikan Allah kepada manusia memiliki dua potensi. (Foto : SINDOnews)

PENULIS : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma & Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina

DI DALAM Al-Qur’an, kata nikmat digambarkan melalui dua kata yaitu an-ni’mah dan an-na’im. Kata an-ni’mah terdapat sebanyak 15 kali penyebutan, sedangkan kata an-na’im terdapat sebanyak 16 kali penyebutan di dalam Al-Qur’an.

Kata an-ni’mah digunakan untuk menggambarkan kenikmatan duniawi yang bentuknya bermacam-macam. Sementara itu, kata an-na’im dipergunakan untuk menunjukkan kenikmatan akhirat dan kebanyakan digandeng dengan kata jannah.

Setiap nikmat yang diberikan Allah kepada manusia memiliki dua potensi. Potensi yang pertama adalah hanya menjadi an-ni’mah atau kenikmatan duniawi saja. Potensi yang kedua adalah tidak hanya menjadi kenikmatan duniawi, namun juga menjadi an-na’im yakni kenikmatan di negeri akhirat.

Kenikmatan duniawi adalah kenikmatan yang bersifat sementara bahkan cenderung berupa kenikmatan semu. Kenikmatan seperti ini dapat mengantarkan manusia terlihat senang secara lahiriahnya, namun sejatinya tidak.

Bisa jadi ada orang yang memiliki harta berlimpah, namun hidupnya tidak tenang. Tidak merasa puas dengan yang sudah dimilikinya, dan senantiasa merasa kurang dan kurang saja. Orientasi hidupnya pun bisa jadi hanya untuk kehidupan di dunia saja.

Baginda Rasulullah SAW menggambarkan sifat manusia seperti itu dalam sabdanya: “Seandainya manusia diberi satu lembah penuh dengan emas, ia tentu ingin lagi yang kedua. Jika ia diberi yang kedua, ia ingin lagi yang ketiga. Tidak ada yang bisa menghalangi isi perutnya kecuali tanah. Dan Allah Maha Penerima tobat siapa saja yang mau bertobat.” (HR. Bukhari).

Sikap seperti inilah yang akan mengantarkan manusia menjadi orang yang ambisius dalam menumpuk-numpuk harta. Jika targetnya tidak tercapai, maka dia akan menjadi sangat kecewa, bahkan bisa mengalami depresi serta gangguan psikologis lainnya.

Orang yang seperti ini akan melupakan Allah SWT dalam berbagai kondisi. Andaikan dia memperoleh apa yang diinginkannya, tetap saja dia tidak akan ingat kepada Allah SWT sang pemberi nikmat. Terlebih lagi jika dia gagal, maka hanya sumpah serapahlah yang keluar dari mulutnya.

Untuk orang yang memiliki sifat seperti ini khususnya dan umumnya untuk seluruh umatnya, Baginda Rasulullah SAW memberikan nasihat sebagai berikut: “Lihatlah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta) dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena hal itu lebih bisa membuatmu tidak menganggap rendah nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut