get app
inews
Aa Text
Read Next : Maesyal-Intan Berkomitmen Siapkan Infrastruktur Internet hingga di Tingkat Desa

Peta Industri Media Berubah Drastis, Dunia Pendidikan Harus Merumuskan Ulang Teori Jurnalistik

Sabtu, 15 Oktober 2022 | 15:12 WIB
header img
Kuliah Umum mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta (PNJ). Bertajuk, "Tantangan Industri Media terhadap Dunia Pendidikan. (Foto : iNewsSerpong)

DEPOK, iNewsSerpong.id - Peta industri media telah berubah dengan cepat di luar prediksi sebelumnya. Perubahan itu semakin drastis menyusul terjadinya pandemi Covid-19 yang dimulai awal 2020.

Tengok saja, aktivitas menonton televisi, mendengar radio dan membaca koran menurun tajam. "Sebaliknya, aktivitas penggunaan online atau melalui internet terus meningkat," ungkap Pemimpin Redaksi iNewsSerpong, Syahrir Rasyid.

Konsumsi Media Konvensional

Lebih jauh, Syahrir Rasyid yang menjadi narasumber pada Kuliah Umum mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), Rabu (12/10/2022), mengungkapkan sebuah data pergeseran konsumsi media konvensional dalam satu dekade terakhir dari 2011 hingga 2021.

Narasumber kedua, Nanda Saputri selaku SEO Specialist. Nanda Saputri yang juga seorang alumni dari PNJ secara gamblang membeberkan dampak dari perubahan industri media, yakni hadirnya berbagai lowongan kerja baru. Mulai dari SEO Writer, Content Marketer, Socmed Specialist, dan Content Distribution Coordinator. Bertindak sebagai moderator Djony Herfan dari PNJ.

Dari data pergesaeran konsumsi media itu terungkap, konsumsi media cetak turun sekitar 50%, media televisi sekitar 24%, radio sebanyak 19%. Di sisi lain, konsumsi  media berbasis desktop meningkat sebesar 20%.

Sementara itu, konsumsi media berbasis seluler naik sebesar 460% lebih. Demikian data publikasi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika yang dikutip dari bandwith, record, and risky time 2021.

Menyikapi perkembangan industri media tersebut, Sekretaris Jurusan Grafika dan Penerbitan PNJ, Mohammad Fauzy, menyatakan perubahan peta industri media juga menjadi tantangan bagi dunia pendidikan.

"Ini tantangan bagi kami yang bergerak di dunia pendidikan yang terkait langsung dengan industri media. Kita harus beradaptasi dengan perkembangan zaman yang begitu cepat," ungkp Fauzy saat memberi sambutan pada pembukaan Kuliah Umum mahasiswa PNJ yang diikuti ratusan peserta baik offline maupun online.

Suara senada juga diungkapkan Syahrir Rasyid bahwa dunia pendidikan harus berbenah menghadapi perubahan peta industri media. Teori-teori jurnalistik harus dirumuskan ulang. Implementasi pelajaran dari bangku kuliah harus lebih membumi.

"Dan, program bidang studi terkait industri media harus  lebih fokus," jelas pendiri iNewsSerpong.id di depan peserta Kuliah Umum yang bertajuk, "Tantangan Media Industri Digital Terhadap Dunia Pendidikan".


Aktivitas menonton televisi, mendengar radio dan membaca koran menurun tajam. Sebaliknya, penggunaan online atau melalui internet terus meningkat. (Foto : iNewsSerpong)

Pada kesempatan itu, Syahrir Rasyid juga membeberkan tren penggunaan media sosial dengan mengutip laporan e-Marketer dan Insider Intelligence pada awal masa pendemi Covid-19.

Generasi milenial dan generasi Z menghabiskan waktu dengan YouTube sekitar 50 persen, Facebook sebanyak 47 persen, dan Instagram mencapai 34 persen. "Tren konsumsi media sosial itu terus meningkat seiring percepatan digitalisasi," ujarnya.

Nasib Media Konvensional

Lalu bagaimana nasib media konvensional (cetak, televisi dan radio)? Media cetak nyaris tersingkir dengan kehadiran media online. Media televisi dan radio nasibnya sedikit lebih baik dibandingkan cetak. "Angka konsumsi media cetak, televisi dan radio terus menurun," jelas wartawan senior itu.

Lalu, seorang dari peserta kuliah umum  menanyakan bagaimana nasib koran, akankah segera punah? "Koran masih tetap punya pembaca sehingga belum terbayangkan bakal punah dalam waktu dekat. Tetapi yang pasti peluang koran bertumbuh terus mengecil," beber Syahrir Rasyid.  

Solusi industri media (cetak, televisi dan radio) agar tetap survive, menurut Syahrir Rasyid, bagaimana menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi digital. Contohnya, digitalisasi koran dalam bentuk e-paper guna menjangkau pembaca yang lebih luas sudah dilakukan.

Lalu, televisi dan radio memperkuat amplifikasi melalui media digital dengan memanfaatkan platform YouTube, Instagram, dan Tik Tok, serta media sosial lain. Tak kalah penting adalah menyesuaikan model bisnis baru atau lebih sering disebut dengan istilah kolaborasi. 

Menghadapi perubahan yang begitu cepat sebagai dampak perkembangan digitalisasi yang begitu dahsyat harus bisa beradaptasi dengan keadaan. Siapapun yang tidak mampu beradaptasi bersiaplah ditinggalkan tak terkecuali pada industri media. (*)


Koran masih tetap punya pembaca sehingga belum terbayangkan bakal punah dalam waktu dekat. (Foto : iNewsSerpong)

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut