Unik, Seorang Bapak di Bontang Berteman 25 Tahun dengan Buaya

JAKARTA, iNewsSerpong.id - Kisah persahabatan antara manusia dengan seekor hewan mungkin bukan hal yang asing di telinga kita. Mulai dari persahabatan antara manusia dengan anjing, kucing, hingga beberapa jenis hewan peliharaan lainnya.

Namun, pernahkah Anda mendengar dan melihat persahabatan Antara manusia dengan buaya? Meskipun terdengar mustahil, ternyata kisah ini ada di kehidupan nyata. 

Persahabatan antara manusia dengan salah satu hewan liar yang terkenal sebagai predator itu terjadi di Bontang, Kalimantan Timur. 

Pria bernama Ambo itu tampak telah memperlakukan buaya muara tersebut layaknya seorang anak. Bahkan, pria berusia 53 tahun itu memberi sang buaya nama yang serupa dengan nama perahu yang dimilikinya, yakni Putri Riska. 

Dalam video yang diunggah akun Youtube H.A Pet Lovers, terlihat, Ambo dengan santainya memberi makan Putri yang tengah berenang ke arahnya itu. 

Putri yang ukurannya berkali-kali lipat dari tubuh kurus Ambo itu terlihat lahap menyantap beberapa onggok daging ayam yang diberikan Ambo. 

Ambo bercerita, pertemuannya dengan Putri, sang buaya muara itu terjadi pada beberapa puluh tahun lalu, saat ukurannya masih sekitar 1 meter. 

Ambo yang saat itu tengah memancing bersama teman-temannya tiba-tiba didekati buaya betina tersebut. 

Karena sempat merasa takut, Ambo dan teman-temannya saat itu lantas mendayung perahu menjauhi buaya tersebut. Uniknya, sang buaya justru mengikuti pergerakan kapal yang ditunggangi Ambo dan kawan-kawan. 

Dari hari ke hari, buaya itu terus mengikuti Ambo. Gerak-geriknya tak seperti buaya pada umumnya. Bak seperti punya ikatan batin, Ambo merasa buaya tersebut begitu menurut kepadanya. 

Mereka pun akhirnya dekat. Sejak saat itulah Ambo merawat buaya yang dia panggil dengan nama Putri itu dengan rutin memberinya makan. 

Meski kehadiran Putri tak bisa diprediksi, Ambo cukup senang dengan kebersamaan mereka selama ini. Bahkan, pernah suatu hari, buaya kesayangannya itu hilang selama hampir 2 minggu.

Layaknya seorang ayah yang merindukan anak, Ambo pun mengaku sempat galau karena sang buaya tak muncul-muncul seperti biasanya. 

Namun, ketika buaya tersebut lapar, dia kembali lagi menemui Ambo. Lantas, seperti biasa, Ambo memberikannya makanan berupa beberapa onggok daging ayam yang dibawa dalam bak berukuran besar. 

Rutinitas itu hampir dia lakukan setiap hari terhadap Putri kesayangannya itu. Setelah berhasil membuat sang buaya kenyang, Ambo lantas memberi elusan dan kecupan hangat sebagai salam perpisahan. 

“Nah, baik-baik nak. Sudah papa cium, sudah sama-sama basah kita. Kamu sudah kenyang, waktunya tidur,” ujar Ambo kepada sang buaya yang tampak begitu jinak di samping perahunya.

Ambo juga menyebut, jinaknya sang buaya adalah tak lain karena dirinya telah merawatnya sejak kecil. Bahkan, tak hanya jinak kepada Ambo, Putri juga disebut-sebut tidak pernah menyerang warga sekitar yang tengah memancing di muara tersebut. 

"Kalau kita baik, dia jinak. Begitu juga putri yaa, kalau putri baik, orang-orang akan baik sama putri. Makanya putri jadi anak yang baik yaa nak," ujarnya lagi kepada sang buaya.