JAKARTA, iNewsSerpong.id - Istri shaleha ikut memberi andil keberhasilan suami di dunia dan akhirat. Doanya, bisa menjadi penolong seorang suami ketika mengalami kesulitan. Maka sangat beruntung bagi laki-laki yang mendapatkan perempuan yang mampu menjadikannya lebih besar daripada sebelumya. Yang mampu membuatnya lebih tabah, ulet, sabar, kuat dalam menghadapi liku-liku kehidupan.
Istri yang demikian itulah yang digambarkan Rasulullah sebagai sebaik-baiknya perhiasan dunia, istri shaleha. Dalam sebuah hadis dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash ra, ia berkata, bahwa Rasullullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
“Dunia adalah perhiasan, dan perhiasan dunia yang terbaik adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim)
Jadi, seorang perempuan yang menjadi istri haruslah dapat mengfungsikan dirinya laksana perhiasan yang melekat pada diri pemakainya. Istri harus selalu menjadi penyejuk, penyedap, pesona dan pemberi semangat hidup pada suaminya.
Istri juga merupakan wakil suami dalam keluarga. Dari Ibnu Umar radhiyallahu'anhu, ia berkata, Rasullullaah bersabda :
“Setiap orang di antaramu adalah penanggung jawab dan setiap orang diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya, seorang imam adalah penanggung jawab atas umatnya, ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinannya, seorang suami penanggung jawab atas keluarganya, ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinanya, seorang istri penanggung jawab atas rumah tangga suaminya (Bila suami pergi), ia diminta tanggung jawab atas kepemimpinanya.“ (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi)
Setiap istri wajib menghormati kepemimpinan suaminya di rumah dan di luar rumah. Istri harus menempatkan diri sebagai wakil suami selaku pemimpin rumah tangga, ia tidak boleh melampaui batas sebagai wakil ini, karena itu, istri harus meminta persetujuan suami bila melakukan tindakan penting dalam rumah tangganya.
Karena istri menjadi wakil suami, maka segala tindakan istri dalam mengurus rumah tangga suami, dalam menggunakan uang belanja, mengurus anak dan mengawasi pembantu rumah tangga, semua itu harus dipertanggung jawabkan kepada suami.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Nabi SAW. Bersabda : “Sekiranya aku boleh menyuruh seseorang sujud kepada orang lain, tentu aku akan menyuruh seorang istri sujud kepada suaminya." (HR. Tirmidzi)
Maka istri diwajibkan menaati suaminya, selama perintah-perintah dari suaminya itu benar. Sebaliknya, seorang istri mempunyai kewajiban berdakwah. Orang yang paling utama didakwahi adalah suaminya sendiri. Karena itu tugas seorang istri membantu kehidupan beragama suaminya adalah fardhu ‘ain. Istri adalah seorang yang paling bertanggung jawab meluruskan perilaku suami yang tidak sejalan dengan ketentuan Islam.
Bila suami kurang pengetahuan Islamnya, sedang istri banyak tahu, maka ia wajib mengajari suaminya, karena itu istri wajib terus menerus belajar agama agar dapat membantu suaminya dalam menegakkan kehidupan beragama atau menyuruh (dengan baik/halus) kepada suami untuk mempelajari juga tentang agama.
Dari Abdullah bin Salam radhiyallahu'anhu, Rasullullah SAW Bersabda :
“Sebaik-baik istri yaitu yang menyenangkanmu ketika kamu lihat, taat kepadamu ketika kamu suruh, menjaga dirinya dan hartamu ketika kamu pergi." (HR. Thabarani)
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
"Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Maha Tinggi, Maha Besar." (QS. An-Nisa : Ayat 34).
Hadis dan firman dan ayat di atas memerintahkan istri menaati suami, menjaga harta suami dan memelihara kehormatanya pada saat suami tidak dirumah, taat dalam artinya mengikuti perintah yang benar, yang tidak berlawanan dengan ketentuan agama.
Yang lebih penting lagi, ketaatan dan kesalehaan istri akan membantu kelancaran dan kesuksesan suami. Suami istri yang taat kepada Allah akan mendatangkan keberkahan dan kemudahan rezeki. Peran istri dan doanya menjadi jembatan emas bagi suami untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Jangan anggap enteng doa seorang istri untuk suaminya karena itu setara dengan doa ibu untuk anaknya.
Beberapa sifat atau peran istri dan doanya, bisa membuat rezeki suami mengalir deras, antara lain :
1. Istri yang tawakal kepada Allah.
Di saat seseorang bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupi rezekinya.
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath Thalaq: 3).
2. Istri yang suka bersedekah
Seorang istri yang suka bersedekah pada hakikatnya sedang melipatgandakan rezeki suaminya. Sebab salah satu keutamaan sedekah sebagaimana disebutkan dalam surat Al Baqarah, akan dilipatgandakan Allah hingga 700 kali lipat. Bahkan hingga kelipatan lain sesuai kehendak Allah.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 261).
3. Kewajiban istri kepada suami adalah menaatinya
Sepanjang perintah suami tidak dalam rangka mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, istri wajib mentaatinya. Apa hubungannya dengan rezeki? Ketika seorang istri taat kepada suaminya, maka hati suaminya pun tenang dan damai. Ketika hatinya damai, ia bisa berpikir lebih jernih dan kreatifitasnya muncul. Semangat kerjanya pun menggebu. Ibadah juga lebih tenang, rizki mengalir lancar.
4. Istri yang selalu mendoakan suaminya juga pendukung kelancaran rezeki
Doakan suami agar senantiasa mendapatkan limpahan rezeki dari Allah, dan yakinlah jika istri berdoa kepada Allah untuk suaminya pasti Allah akan mengabulkannya.
“Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepadaKu niscaya Aku kabulkan” (QS. Ghafir: 60).
5. Istri yang pandai bersyukur
Limpahan rezeki suami juga datang dari sifat istri yang pandai bersyukur. Istri yang bersyukur atas segala karunia Allah pada hakikatnya dia sedang mengundang tambahan nikmat untuk suaminya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan: jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmatKu) maka sesungguhnya adzabku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7). (*)
Editor : Syahrir Rasyid