Beberapa peluru Rusia yang bisa membawa hulu ledak nuklir dengan jangkauan sangat jauh adalah ICBM Sarmat, Yars, dan Topol.
Selain itu hulu ledak nuklir bisa dipasang pada SRBM, namun dibawa terlebih dulu menggunakan pesawat atau kapal perang dan kapal selam. Pesawat pengebom jarak jauh Tu-160 dan Tu-95, jet tempur Su-34, kapal selam kelas Borei yang membawa rudal Bulava, serta peluncur udara hipersonik Avangard dan Kinzhal.
Rudal tersebut hanya bisa membawa senjata nuklir taktis, bukan strategis. Artinya daya hancur yang ditimbulkan sangat terbatas. Tujuan utama penggunaan senjata nuklir taktis adalah efektivitas dalam membawanya karena lebih kecil.
Soal jangkauan, Rusia memiliki rudal balistik jarak pendek (SRBM) Iskander-M yang dibawa menggunakan kendaraan. Rudal ini mampu membawa hulu ledak nuklir taktis dengan jangkauan 500 kilometer. Selain itu ada pula rudal Kalibr yang bisa mencapai jarak 4.500 km.
Setiap rudal tersebut mampu membawa muatan nuklir hingga setara dengan 50 kiloton TNT, meski tak akan menggunakan sebanyak itu. Sebagai perbandingan, dalam pengeboman Hiroshima oleh pasukan Amerika Serikat pada 1945, satu bom memiliki daya hancur setara dengan 13 kiloton TNT. Artinya dalam kemampuan penuh, rudal-rudal itu memiliki daya ledak hampir 4 kali lipat lebih dari bom Hiroshima.
(*)Editor : Syahrir Rasyid