get app
inews
Aa Read Next : 5 Fakta Mengerikan yang Harus Diwaspadai Terkait Omicron XBB

AP I Terlilit Utang Jumbo Rp 28 Triliun, Simak Penjelasan Dirut

Kamis, 09 Desember 2021 | 13:44 WIB
header img
Renovasi 10 proyek Bandara menjadi faktor utama PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I mencatatkan utang sebesar Rp 28 triliun. Namun pinjaman bersumber dari sindikasi perbankan, bukan berasal dari Penyertaan Modal Negara PMN). dari Foto/Dok

JAKARTA,iNewsSerpong.id – PT Angkasa Pura I terlilit utang jumbo sebesar RP 28 Triliun, perbaikan dan pembangunan 10 bandar udara (bandara) menjadi faktor utama.Utang tersebut bukan berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN), namun berasal dari kredit sindikasi perbankan dan obligasi.

Adapun total utang perseroan hingga November 2021 mencapai Rp 32,7 triliun. Jumlah itu terdiri dari sindikasi perbankan dan obligasi sebesar Rp 28 triliun dan kewajiban yang harus dibayarkan kepada karyawan dan supplier senilai Rp 4,7 triliun.

Direktur Utama PT Angkasa Pura I, Faik Fahmi mencatat, revitalisasi 10 bandara dari total 15 bandara di bawah pengelolaanya tidak menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dalam skema Penyertaan Modal Negara (PMN). Namun, bersumber dari dana internal perusahaan dan eksternal.

"Jadi, pengembangan kita sama sekali tidak melalui bantuan pemerintah, tapi benar-benar melalui internal dan eksternal melalui sindikasi perbankan dan obligasi," ujar Faik dalam konferensi pers, dikutip Kamis (9/12/2021).

Lantas revitalisasi bandara mana saja yang membuat Angkasa Pura I mencatatkan utang dengan nilai jumbo?

Berdasarkan catatan Faik Fahmi, pada saat Covid-19 melanda Indonesia, pihaknya tengah dan telah melakukan pengembangan sejumlah bandara yang mengalmi lack of capacity. Salah satunya adalah Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulon Progo yang menghabiskan biaya pembangunan senilai Rp12 triliun

Lalu, pembangunan terminal baru Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin yang menghabiskan biaya sebesar Rp2,3 triliun. Terminal baru Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang sebesar Rp2,03 triliun, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar sebesar Rp2,6 triliun.

Beberapa pengembangan bandara lainnya seperti Bandara Sam Ratulangi Manado, Bandara Lombok Praya, Terminal 1 Bandara Juanda Surabaya, Bandara Pattimura Ambon, hingga Bandara El Tari Kupang pun menghabiskan anggaran yang bernilai bombastis.

Di sisi lain, sepanjang pandemi trafik penumpang di 15 bandara mengalami penurunan signifikan. Pada 2021 ini hanya mencapai 32,7 juta penumpang dan diprediksi hanya mencapai 25 juta penumpang saja hingga akhir tahun ini.

Situasi trafik penumpang menurun drastis membuat perusahaan mengalami tekanan keuangan. Bahkan, perseroan dihadapkan dengan kewajiban membayar pinjaman sebelumnya yang digunakan untuk investasi pengembangan bandara. Dimana, total bunga pinjaman dari sindikasi dan obligasi mencapai Rp1,54 triliun.(*)

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut