Peringatan dari Allah.
Setiap musibah merupakan peringatan dari Allah untuk seluruh umat manusia. Allah memperingatkan kita bahwa tidak ada satu waktu pun yang aman dan terbebas dari musibah. Dalam konteks ini, musibah dapat diartikan sebagai siksa bagi manusia yang tertimpa musibah tersebut. Allah SWT berfirman:
“Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al-A’raf [7]: 97- 99).
Balasan Atas Ulah Tangan manusia.
Setiap musibah yang datang selalu ada penyebabnya. Perbuatan atau ulah tangan manusialah yang menjadi penyebab datangnya musibah menimpa sebuah negeri. Oleh karenanya Allah SWT menurunkan musibah agar manusia merasakan buah dari perbuatannya dan kembali kepada jalan yang benar.
Allah SWT berfirman: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum [30]: 41).
Hukuman yang Disegerakan
Musibah bisa jadi adalah hukuman dari Allah yang disegerakan. Dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf [7] ayat 165, Allah SWT berfirman: “Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik.
Baginda Rasulullah SAW juga bersabda: “Jika Allah menghendaki kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” (HR. Tirmidzi).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapatlah kita mencatat bahwa setiap musibah yang datang dapat saja dimaknai sebagai ujian atau siksaan. Bagi orang beriman, maka musibah menjadi ujian untuk mengukur seberapa besar kadar keimanannya. Sebaliknya, bagi orang yang gemar bermaksiat, maka musibah menjadi siksa atas kemaksiatan yang dilakukannya.
Semoga Allah melindungi kita dari musibah yang tidak hanya menimpa orang-orang yang berbuat maksiat, namun juga orang-orang shalih yang ada di wilayah tersebut. Semoga Allah mengampuni segala kesalahan dan kemaksiatan yang kita lakukan. Aamiin. (*)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Di balik setiap musibah, pasti ada hikmah yang dapat kita petik. Hikmah dalam konteks ini dimaknai sebagai pelajaran dan nasihat. (Foto : iNews)
Editor : Syahrir Rasyid