get app
inews
Aa Text
Read Next : HIKMAH JUMAT : Hijrah Kekinian

Ulama Betawi Syekh Junaid Al Batawi, Ulama Indonesia Pertama Jadi Imam Besar Masjidil Haram Makkah

Rabu, 18 Januari 2023 | 15:00 WIB
header img
Ulama Betawi yang namanya harus di Makkah, Arab Saudi adalah Syekh Junaid Al Batawi. Foto: Dok/Ist

SERPONG, iNewsSerpong.id - Ulama Betawi yang namanya harus di Makkah, Arab Saudi adalah Syekh Junaid Al Batawi.

Syekh Junaid Al Batawi adalah ulama asal Indonesia terkhusus Betawi aatau Jakarta yang pertama kali menjadi Imam Besar di Masjidil Haram, Makkah. 

Beliau lahir di Pekojan dan wafat pada tahun 1840 saat usianya lebih dari 100 tahun. Sementara Syeikh Junaid Al Batawi menetap di Makkah sejak 1834. 

Seperti disebutkan Alwi Shahab dalam Robinhood Betawi: Kisah Betawi Tempo Doeloe (2001) mengatakan, nama Betawi baru populer pada abad ke-19, ketika Syekh Junaid Al-Batawi mengajar di Masjidil Haram. Menurut Alwi Shahab, sejak usia 25 tahun Syekh Junaid beserta keluarganya mulai menetap di Mekkah.

Syekh Junaid adalah sosok ulama yang dihormati di Tanah Suci selain Syekh Nawawi Al Bantani dan Syekh Ahmad Khatib Al Minangkawabi yang juga pernah menjadi imam di Masjdil Haram. 

Sebelum Syekh Nawawi dan Syekh Ahmad Khatib menjadi imam di Masjidil Haram, Syekh Junaid Al Batawi lebih dulu menjadi imam besar di Masjidil Haram. Syekh Junaid Al Batawi menjadi ulama Indonesia pertama yang menjadi imam di Masjidil Haram.

Karena keluasan ilmunya, Syekh Junaid Al-Batawi, disebut-sebut sebagai syaikhul masyaikh para ulama mazhab Syafi’i. Nama Betawi pun menjadi masyhur di Tanah Suci berkat sosoknya.

Baca Juga: Kisah Siti Sarah Istri Nabi Ibrahim Berdoa Kepada Allah, Raja Zalim di Mesir Pun Stroke 3 Kali

Syekh Junaid mempunyai dua putera dan dua puteri. Salah satu puterinya menikah dengan Abdullah Al-Misri, seorang ulama Mesir, yang makamnya terdapat di Jatipetamburan, Jakarta Pusat. Seorang puteri lainnya menikah dengan Imam Mujtaba. Sedangkan kedua puteranya, Syekh Junaid As’ad dan Arsyad, menjadi penerus ayahnya mengajar di Masjidil Haram.

Seperti dikutip dari Genealogi Intelektual Ulama Betawi, Jakarta Islamic Centre, (2009) yang dipublikasikan di laman muidkijakarta or id pada 2014 silam menyebutkan, satu-satunya ulama Betawi yang memiliki pengaruh di dunia Islam pada awal ke-19 serta menjadi poros atau ujung puncak utama silsilah ulama Betawi masa kini adalah Syekh Junaid Al-Batawi.

Mengenai tanggal lahirnya, tidak diketahui secara pasti. Tahun wafatnya pun belum diketahui dengan jelas. Alwi Shahab menuliskan tahun 1840 sebagai tahun wafat Syeikh Junaid. Padahal menurut Ridwan Saidi, pada tahun 1894-1895 ketika Snouck Hurgronje menyusup ke Makkah, diketahui Syekh Junaid masih hidup dalam usia yang sangat lanjut.  

Syekh Junaid Al-Batawi adalah ulama Betawi yang lahir di Pekojan yang berpengaruh di Makkah walau hanya enam tahun bermukim di sana. Ia imam Masjidil Haram, Syaikhul Masyaikh yang terkenal di seantero dunia Islam sunni dan mazhab Syafi’i sepanjang abad ke-18 dan 19.

Syekh Junaid mempunyai banyak murid yang kemudian menjadi ulama terkemuka di Tanah Air bahkan di dunia Islam. Di antaranya, Syeikh Nawawi Al-Bantani Al-Jawi pengarang Tafsir Al-Munir dan 37 kitab lainnya yang masih diajarkan di berbagai pesantren di Indonesia dan luar negeri. Kemudian Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, imam, dan guru besar di Masjidil Haram, sekaligus Mufti Mazhab Syafi’i pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Syekh Nawawi Al-Bantani dikenal sangat dekat dengan gurunya Syekh Junaid. Karenanya, untuk menghormati gurunya itu pada setiap haul Syaikh Nawawi, selalu dibacakan Surah Al-Fatihah untuk arwah Syekh Junaid.

Kemasyhuran Syekh Junaid di Tanah Hijaz sudah dikenal luas. Buya Hamka dalam ‘Diskusi Perkembangan Islam di Jakarta,’ pada 27-30 Mei 1987 pernah menyebutkan, pada 1925 ketika Syarif Ali (putera Syarif Husin) ditaklukkan oleh Ibnu Saud, di antara syarat penyerahannya adalah, ”Agar keluarga Syekh Junaid tetap dihormati setingkat dengan keluarga Raja Ibnu Saud. Persyaratan yang diajukan Syarif Ali ini diterima oleh Ibnu Saud.”

Karenanya hingga sekarang, keturunan Syekh Junaid ada yang menjadi pengusaha hotel dan pedagang. Mereka bukan berdagang di Pasar Seng, Makkah, tapi di toko-toko. Konon, sebutan ‘Siti Rohmah.. Siti Rohmah’... yang dilontarkan oleh para pedagang di Makkah dan Madinah untuk para haji perempuan dikarenakan istri Syekh Junaid Al-Batawi bernama Siti Rohmah.
 

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut