KUPANG, iNewsSerpong.id - Namanya Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay yang biasa dipanggil Nono. Bocah kelas 2 SD Inpres Buraen 2 Kabupaten Kupang, NTT ini membuat geger Indonesia dan dunia.
Dia menjadi juara dunia kompetisi matematika tingkat dunia, International Abacus World Competition mengalahkan 7.000 peserta. Kemampuan berhitungnya pun di atas rata-rata hingga berhasil mengharumkan nama NTT dan Indonesia.
Nono lahir dari keluarga petani. Dia anak bungsu dari tiga bersaudara yang tinggal di Desa Retraen, Kecamatan Amarasi selatan, Kabupaten Kupang.
Kendati tinggal di pelosok daerah terpencil dan hidup dalam kesederhanaan, hal itu tak menjadi hambatan karena dia didorong semangatnya untuk belajar dan berprestasi.
Setiap harinya Nono selalu pergi ke sekolah yang jaraknya sekitar 4 kilometer dari rumah. Sang ayah Rafli Meo Tnunay setia mengantar, setelah itu dia kembali berkebun untuk bertani. Ayah Nono merupakan seorang petani di desa setempat.
Namun sang ayah inilah yang menjadi sosok di balik pencapaian Nono hingga saat ini. Dia rutin untuk membimbing dan mengajari anaknya belajar berhitung.
"Rutinitas anak saya setiap hari bangun pagi pukul lima. Dia baca Alkitab, berdoa lalu mempersiapkan diri ke sekolah. Bila sempat, pagi hari sudah mengerjakan soal hitungan matematika dan kami bimbing," ujar Rafli kepada iNews, Kamis (19/1/2023).
Editor : Syahrir Rasyid