Dari beberapa keterangan di atas dapat diambil poin sebagai berikut ;
Buraq adalah alat transportasi super cepat, memiliki bentuk seperti binatang tunggangan, ukurannya lebih tinggi dari keledai dan lebih pendek dari bighal (peranakan hasil perkawinan antara kuda dengan keledai), warnanya putih.
Ciri berikutnya langkah kakinya sejauh ujung pandangan, bisa diikat sebagaimana layaknya hewan tunggangan, tidak ada keterangan jelas terkait jenis kelaminnya apakah laki-laki atau perempuan, bersayap, dan seterusnya.
Kecepatan Buraq
Prof Agus Purwanto menjelaskan, peristiwa Isra Mikraj tidak bisa dijelaskan dengan Teori Relativitas Khusus yaitu dengan teori Kecepatan Cahaya, karena jika memakai teori tersebut, Rasulullah SAW belum keluar dari sistem tata surya.
"Sehingga, untuk menjelaskan peristiwa tersebut bisa mengunakan Teori Relativitas Umum. Berarti mengisyaratkan adanya ruang dengan dimensi tinggi, immaterial atau gaib di sekitar kita," ungkap Guru Besar Teori Fisika ITS ini dalam sebuah Pengajian Online Memperingati Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW.
Cahaya ini diketahui oleh ilmuan dan diidentifikasi bahwa kecepatan cahaya itu 300.000 km/detik. "Sehingga jika cahaya ini melingkar mengelilingi bumi, maka satu detik ini bisa mengelilingi bumi sekitar 6 sampai 7 kali,” jelasnya.
Ia meneruskan, Isra sebagai perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dan Mikraj yang artinya bergerak ke langit ke tujuh (sidratul muntaha). Jika disimplikasi, maka isra adalah perjalanan horizontal dan mikraj adalah perjalanan vertikal.
“Kita asumsikan kejadian mulai bakda sholat Isya atau jam 20.00 sampai jam 4.00 pagi menjelang subuh. Jadi membutuhkan waktu 8 jam, karena perjalannya bolak-balik, maka antara pulang pergi memerlukan waktu yang sama 4 jam,” urai anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah ini seperti dilansir laman resmi Muhammadiyah.
Agus menjelaskan, karena perjalanan dilakukan bersama Buraq, maka dapat diasumsikan bahwa Rasulullah dalam peristiwa itu bergerak dengan kecepatan tertinggi di alamnya, yaitu kecepatan cahaya.
Maka dalam satu jam Rasulullah bisa menempuh jarak sampai 4.320.000.000 km. Sementara, terkait dengan tata surya, ilmuwan mengidentifikasi jarak antara Matahari dengan Bumi adalah 149.600.00 km. Sehingga waktu yang diperlukan cahaya dari Matahari ke Bumi itu hanya 8 menit.
Prof Agus menerangkan, jika demikian, cahaya yang dirasakan oleh manusia di bumi adalah bukan cahaya yang dipancarkan seketika oleh matahari, melainkan cahaya yang dipancarkan 8 menit sebelumnya.
“Kemudian planet terluar, Neptunus itu diketahui jaraknya 4.335.000.000 km. Jadi ini masih lebih besar dari jarak yang ditempuh oleh cahaya selama 4 jam, artinya Baginda Rasulullah dalam waktu 4 jam belum sampai di Neptunus. Ternyata belum sampai keluar dari Tata Surya kita,” ungkapnya.
Editor : Syahrir Rasyid