JAKARTA, iNewsSerpong.id - Phinisi Football Club (FC) Salah satu klub sepak bola yang menjadi tali pererat silaturrahmi sesama perantau asal Sulawesi Selatan di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Dalam kalender acara tahun ini, Phinisi FC bertandang ke Makassar pada akhir Februari ini. Keberangkatan ke Kota Daeng dibagi dua kelompok, yakni kelompok menggunakan pesawat terbang dan kelompok yang berlayar dengan kapal laut.
Baca Juga
4 Legenda PSM Makassar, Turut Meriahkan Perayaan Ulang Tahun ke 5 Phinisi Football Club
Di Makassar, sebagaimana diungkapkan Ketua Umum Phinisi FC, Harun Arsyad akan dijamu sejumlah kesebelasan, di antaranya PSM All Star yang beranggotan mantan pemain PSM. "Kami harus atur waktu karena banyak tawaran bertanding," ujarnya.
Perantau Asal Sulsel
Mendengar nama klub tersebut sudah terbayang dari mana asal perantau yang berhimpun dibawah Phinisi FC itu. Mereka adalah para perantau asal Sulawesi Selatan.
Baca Juga
Phinisi FC Akui PSM All Star Diperkuat Para Legenda Masih Sangat Solid
"Phinisi FC menjadi lem perekat di antara para perantau dari Sulawesi Selatan, terutama yang berdomisili di Jabodetabek," ungkap Nakhoda Phinisi FC, Harun Arsyad ketika berkunjung ke kantor redaksi iNewsSerpong, awal pekan ini.
Phinisi FC itu beranggotakan para perantau yang sudah berumur tapi memiliki hobi yang sama adalah sepak bola. "Jadi bermain sepak bola itu adalah atas nama untuk berkumpul sesama perantau asal Sulsel," jelasnya.
Menariknya, dalam program Podcast Phinisi FC dengan iNewsSerpong, Harun Arsyad, tidak hanya berbicara seputar organisasi sepak bola berbau kedaerahan itu. Tetapi juga banyak menyinggung dunia persepakbolaan di Sulawesi Selatan.
"Alhamdulillah performa PSM Makassar sepanjang gelaran Liga 1 tahun ini sangat menggembirakan. Kita berharap, kinerja positif bisa mengangkat kembali semangat persepakbolaan di Sulawesi Selatan yang belakangan cenderung meredup," paparnya.
Tak bisa dipungkiri, beber Harun Arsyad, Sulawesi Selatan adalah salah satu gudang pemain sepak bola di negeri ini. Kontribusi pemain terhadap tim nasional cukup mendominasi, setidaknya dibuktikan sejumlah nama yang menjadi legenda tim nasional.
Mengapa kontribusi pemain itu meredup? Harun menilai tak lepas dari pembinaan sepak bola di Sulsel yang merosot. Salah satu persoalan besar adalah minimnya sarana dan prasarana dunia sepak bola.
Home Base PSM Makassar
Harun mencontohkan, home base PSM Makassar sepanjang liga 1 2022/2023 di Stadion Gelora BJ Habibie (GBH) di Kota Parepare, Sulawesi Selatan. Soal kelayakan Stadion GBH tidak ada masalah, tetapi akses ke stadion sangat susah. Selain itu, jarak antara Makassar dan Parepare lumayan jauh.
Menyinggung kondisi lapangan di Makassar, Harun sungguh sangat menyayangkan sikap baik pemerintah kota (Pemkot) maupun pemerintah provinsi (Provinsi). "Tidak ada koordinasi yang baik, para pejabat terlihat abai urusan prasarana sepak bola di Makassar," ujar Harun.
Kembali kesoal Phinisi FC, Harun menuturkan, organisasi bola ini lahir tiga tahun sebelum pandemi Covid-19 dibentuk sebagai forum kangen-kangenan di antara warga Jabotabek asal Sulawesi Selatan.
Menariknya, kalau sudah di lapangan tentu dengan pakaian seragam yang lengkap, namun obrolannya bukan seputar permainan sepak bola lebih masalah kampung halaman. (*)
Editor : Syahrir Rasyid