SERPONG,iNewsSerpong.id - Seorang Muslimah menjalani puasa Bulan Ramadhan hingga Magrib tiba. Namun Muslimah tadi terkejut, setelah berbuka puasa dan buang air kecil diketahui telah haid atau datang bulan. Nah bagaimanakah amalan puasanya, apakah puasa yang dikerjakan sah dan mendapat balasan pahala. Ataukah puasanya tidak sah.
Syaikh Khalid bin Saud Al-Bulaihid pun memberi penjelasannya dikutip Ustaz Ammi Nur Baits, alumni jurusan Fiqih dan Ushul Fiqh pada 2011 di Universitas Internasional Madinah.
Ustaz Ammi Nur Baits yang juga Sarjana Teknik Nuklir UGM ini menjelaskan Syaikh Khalid bin Saud Al-Bulaihid memberikan tiga jawaban atas hal itu.
Syaikh Khalid bin Saud Al-Bulaihid menjelaskan:
إذا تيقنت المرأة نزول دم الحيض قبل الغروب ولو بزمن يسير فسد صومها ووجب عليها قضاء ذلك اليوم لأن الحيض مانع من صحة الصوم بالإتفاق.
Apabila seorang wanita yakin bahwa darah haid itu keluar sebelum maghrib, meskipun hanya sesaat, maka puasanya batal dan wajib dia qadha puasa yang batal pada hari itu. Karena keluarnya haid termasuk pembatal puasa dengan sepakat ulama.
Lanjut beliau,
أما إذا شكت هل نزل قبل الغروب أم بعده فالصوم صحيح ولا يؤثر ذلك الشك لأنه وقع بعد الفراغ من العبادة فلا حكم له والأصل بقاء الصوم
Kemudian, ketika terjadi keraguan, apakah darah haid ini keluar sebelum atau sesudah maghrib, puasa tetap sah dan keraguan ini tidak mempengaruhi keabsahan puasanya. Karena keraguan ini terjadi setelah selesai ibadah, sehingga tidak dihukumi apapun. Sementara hukum asal adalah puasanya sah.
Alasan kedua,
وأنها أدت العبادة على وجه صحيح فلا تبطل بالشك لأن اليقين لا يزول إلا بيقين مثله كما دلت السنة على هذا الأصل فلا نبطل العبادة لمجرد احتمال.
Wanita ini telah melaksanakan ibadah puasa sesuai aturan yang berlaku. Sehingga ibadah puasanya tidak bisa dinilai batal disebabkan munculnya keraguan. Kaidahnya: Sesuatu yang yakin, tidak bisa dihilangkan, kecuali dengan kondisi meyakinkan lainnya. Sebagaimana disebutkan dalam hadis yang menjelaskan kaidah ini. Karena itu, kita tidak boleh menghukumi satu ibadah statusnya batal, hanya karena adanya kemungkinan.
Editor : Vitrianda Hilba Siregar