2. Cobaan dan penyakit sebagai pertanda kasih sayang Allah
Ingatlah bahwa: setiap cobaan atau penyakit merupakan pertanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya.
Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
إِنَّ عِظَمَ الْـجَزَاءِ؛ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ، وَإِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا؛ اِبْتَلَاهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ؛ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ، فَلَهُ السَّخَطُ
“Sungguh, besarnya balasan itu sesuai dengan besarnya ujian, dan sesungguhnya Allah jika mencintai suatu kaum; maka Dia akan menguji mereka, barangsiapa yang ridha (akan ujian itu); maka dia mendapatkan keridhaan (Allah), dan barangsiapa yang marah (terhadap ujian tersebut); maka dia mendapatkan kemurkaan (Allah).”
(Hasan: HR. At-Tirmidzi)
3. Musibah tidak seberapa jika dibandingkan dengan nikmat-nikmat Allah.
Kalau dibandingkan antara nikmat yang telah kita peroleh sejak lahir sampai sekarang, dengan penderitaan yang sedang kita alami; maka masih lebih banyak nikmat yang Allah karuniakan kepada kita, dan nikmat-nikmat Allah itu tidak dapat kita hitung.
Renungkanlah bagaimana Allah -Subhaanhau Wa Ta’aalaa- masih menjaga nikmat: Iman, Islam, akal, hati, dan panca indera. Janganlah engkau menjadi orang yang hanya mengingat musibah dan melalaikan serta melupakan nikmat-nikmat dari-Nya yang sekian banyak jumlahnya.
Allah -Subhaanhau Wa Ta’aalaa- berfirman:
{وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوْهُ وَإِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللهِ لَا تُـحْصُوْهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُوْمٌ كَفَّارٌ}
“Dan Dia (Allah) telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya.
Dan jika kamu menghitung nikmat Allah; niscaya kamu tidak dapat menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zhalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).”
(QS. Ibrahim: 34)
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta