JAKARTA,iNewsSerpong.id – PT Astra International Tbk (ASII) dikabarkan tertarik masuk ke pasar electric vehicle/EV) roda dua. Hal ini diprediksi akan membuat pasar kendaraan listrik roda dua bergairah.
Hal ini sekaligus menjadi ancaman bagi emiten motor listrik, seperti PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) hingga PT NFC Indonesia Tbk (NFCX).
Laporan RHB Sekuritas pada 27 Maret 2023 lalu mengatakan, pemain EV roda dua SLIS, NFCX, dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) punya risiko tinggi bila ASII masuk ke pasar EV roda dua pada semester II-2023 mendatang.
Ini karena ASII dikenal sebagai raksasa otomotif yang memiliki pangsa pasar besar hingga branding yang kuat sehingga mengancam pendahulu produsen EV roda dua di Tanah Air.
Melansir laporan Macquarie pada 15 Maret 2023, penjualan roda dua ASII pada Februari 2023 mencapai 575,5 ribu, yakni bertumbuh 56 persen secara year on year (YoY).
Selain itu, pada 2022 ASII mencatatkan peningkatan pendapatan bersih sebesar 29 persen menjadi Rp301,4 triliun.
Sedangkan, laba bersihnya juga terkerek menjadi Rp28,94 triliun pada 2022 atau melesat hingga 43 persen secara yoy.
Di sisi lain, adanya insentif untuk sektor roda dua pada merek Volta, Gesits, dan Selis senilai Rp7 juta per unit untuk 200 ribu orang menyebabkan peluncuran EV roda dua milik Astra Honda Motor pada semester II-2023 akan diawasi dengan ketat.
Sementara, untuk industri EV secara keseluruhan, RHB Sekuritas menilai, insentif untuk EV di dalam negeri belum cukup jelas meski ada rumor pemotongan PPN hingga 10 persen.
RHB memandang dalam hal ini pasar Thailand lebih unggul dalam penerapan insentif hingga pengembangan ekosistem manufaktur EV.
Di negara tersebut, pemotongan pajak penghasilan perusahaan sebesar 15 persen dan subsidi hingga 180 ribu baht untuk pembeli mobil EV pertama meningkatkan volume penjualan EV di negara tersebut.
Sedangkan, di Indonesia pengembangan EV lebih berfokus pada rantai pasokan EV dari hulu.(*)
Editor : A.R Bacho