get app
inews
Aa Read Next : Bebas Biaya dan Berasrama, SCB Buka Penerimaan Siswa Baru Jenjang SMP

Ajukan Beasiswa 118 Kali Ditolak, Kini Tukang Parkir Tanpa Lelah itu Kuliah di Australia

Jum'at, 07 April 2023 | 19:06 WIB
header img
Mantan Tukang Parkir pernah ditolak beasiswa 118 kali (Dok LPDP)

JAKARTA, iNewsSerpong.id - Setiap orang memiliki cara mewujudkan mimpi yang berbeda-beda. Termasuk Guru Bahasa Inggris di SMPN 13 Pontianak, Kalimantan Barat bernama Rahmat Putra Yudha yang pernah bekerja sampingan sebagai tukang parkir dan ditolak beasiswa sebanyak 118 kali.

Yudha, sapaan akrabnya mengaku selalu bermimpi bisa menempuh pendidikan di luar negeri. Namun, ia selalu gagal mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Perjalanannya mencari beasiswa sendiri dimulai sejak tahun 2007 atau tak lama setelah lulus S1.

Pada tahun 2009, Yudha diangkat menjadi seorang PNS. Alhasil, ia harus mendapatkan beasiswa apabila ingin tetap berkuliah di luar negeri. Saat itu, ia mengaku mendaftar di seluruh pembukaan beasiswa yang ada.

Namun, dewi fortuna tidak pernah berpihak kepadanya. Ia selalu gagal di sesi interview. Tapi, dari sana ia mendapatkan kemampuan dalam berkomunikasi menyampaikan pendapat.

 

 

“Saya apply hampir seluruh beasiswa yang ada di dunia yang full scholarship, dan rata-rata saya jatuhnya di interview. Dari situlah saya gali kemampuan komunikasi dalam menyampaikan pendapat. Bahwa mungkin ada kekurangan saya di situ.” ucap dia dikutip dari laman LPDP, Jumat (7/4/2023).

Dari situ, akhirnya ia berhasil diterima beasiswa LPDP. Bahkan, ia ingat pertanyaan yang diajukan pewawancara saat itu apabila ia tidak lolos seleksi beasiswa lagi. Namun ia mengaku tidak akan menyerah.

“Tidak masalah Pak, dan Bapak akan ketemu saya lagi untuk apply. Karena saya tidak mungkin menyerah. Pasti saya coba lagi," cerita dia.

Yudha pun bisa berkuliah di Australia untuk menempuh studi Master of Education TESOL Teaching English to Speakers of Other Languages) di Wollongong University. Di sana, ia memanfaatkan banyak kesempatan, salah satunya mengikuti pertukaran dosen ke Polandia selama tiga bulan.

 

Di sana, ia turut membantu pembentukan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Polandia. Baginya, itu adalah pengalaman berkesan yang membuat guru bahasa Inggris ini sumringah kala mengenangnya.

“Hidup cuma sebentar dan saya perlu meninggalkan legacy kepada keturunan saya. Jadi saya perlu menjadi orang yang berbeda dan menjadi sumber karakter yang dapat mereka pelajari dan jadikan panutan," kata Yudha.

Bagi Yudha, LPDP adalah beasiswa yang sangat cocok untuk mereka yang memiliki kepedulian dalam membangun negeri lewat kontribusi sosial. Seperti yang sudah dilakukan Yudha dengan berbagai kegiatan sosial dan dedikasi untuk banyak orang.

Semoga kisah inspiratif di atas bisa menambah semangat kita dalam menempuh pendidikan ya!

(*)

 

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut