JAKARTA,iNewsSerpong.id - Kementerian BUMN meminta agar kontrak kerja sama antara PT PLN (Persero) dan PT Bukit Asam (Persero) atau PTBA terkait supply batubara diperpanjang.
Permintaan itu menyusul terjadinya kelangkaan batubara dan liquefied natural gas (LNG) dalam negeri.
Menteri BUMN Erick Thohir mengaku telah memanggil Direksi kedua perusahaan pelat merah itu untuk membahas kesepakatan dalam jangka panjang.
"Jadi 25 persen itu nanti kontraknya bisa dialokasikan ke PTBA, tapi hitungannya memang cost plus, artinya ini costnya kita buka angkanya, jadi terbuka supaya kalau sampai ada guncangan seperti saat ini reserve yang ada di PTBA bisa dipakai," ucap Erick.
Pada September tahun lalu, PLN mencatat akan mengamankan batubara dalam jangka panjang dari emiten pertambangan pelat merah tersebut. Langkah itu untuk menjamin keandalan listrik nasional dan mengatasi fluktuasi harga komoditas.
Hanya saja, kekhawatiran terjadinya kelangkaan atau krisis batubara benar-benar terjadi. Erick menilai, situasi saat ini menjadi momentum bagi Indonesia untuk memetakan garis besar energi terbarukan kedepannya.
Menurutnya, Kementerian ESDM telah meluncurkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) energi baru terbarukan yang harus diikuti oleh semua pihak.
Erick juga mengaku telah menghubungi direksi PT Pertamina (Persero), PTBA, dan PLN untuk memastikan adanya kerja sama yang berkesinambungan dalam mengatasi kelangkaan sumber daya tersebut. Rencananya, hari ini akan dilakukan rapat lanjutan antara pemerintah dan direksi ketiga BUMN tersebut.
"Jadi besok (Rabu) kita akan putuskan beberapa rapat lagi secara virtual, karena kebetulan saya mengertilah kalau lagi lockdown (PLN) karena Covid tidak bisa diapa-apain, tetapi tujuan kita juga baik bahwa saya dan Pak Arifin turun ingin melihat data secara detail shippingnya, logistiknya itu letaknya dimana, kebutuhannya berapa," ungkapnya.(*)
Editor : Syahrir Rasyid