get app
inews
Aa Read Next : Begini Keutamaan dan Niat Puasa Syawal Digabung Puasa Senin Kamis

Pendapat Ulama 4 Mazhab Soal Puasa Syawal Sebelum Ganti Puasa Wajib

Senin, 01 Mei 2023 | 07:58 WIB
header img
Muslim dibolehkan menjalankan puasa syawal sebelum mengganti puasa wajib yang ditinggalkan karena uzur syar'i. (Foto: freepik)

JAKARTA, iNewsSerpong.id - Bolehkah puasa syawal sebelum mengganti puasa wajib penting muslim ketahui. Mengganti utang Puasa Ramadhan wajib hukumnya. Namun, pelaksanaannya boleh ditunda jika masih ada halangan. 

Banyak juga umat Islam yang mengganti puasa wajib berbarengan pada hari-hari tertentu seperti berbarengan dengan puasa sunnah di antaranya Puasa Syawal

Sebab, Puasa Syawal ini masuk dalam ibadah mudhayyaq yakni ibadah yang waktu pelaksanaannya sempit dan terbatas karena hanya boleh dilakukan di Bulan Syawal.

Bolehkah Puasa Syawal Sebelum Mengganti Puasa Wajib

Maharati Marfuah dalam bukunya berjudul Qadha dan Fidyah Puasa menjelaskan, ada tiga pendapat dari para ulama 4 mazhab berkaitan dengan kebolehan puasa syawal sebelum mengganti puasa wajib.

Dalam pandangan ulama Mazhab Hanafi, dibolehkan bagi orang yang punya utang puasa Ramadhan untuk mengerjakan puasa sunnah seperti Puasa Syawal. Dasar pendapat mazhab Hanafi ini bahwa kewajiban puasa qadha atau mengganti puasa wajib boleh ditunda atau diakhirkan hingga sampai masuknya Bulan Ramadhan tahun berikutnya.

Pendapat kedua dari ulama Mazhab Maliki dan Syafii juga membolehkan untuk mendahulukan puasa Syawal dan menunda mengganti puasa wajib. Namun, tindakan tersebut dalam pandangan kedua mazhab ini dinilai kurang afdhal karena mendahulukan hal yang sunnah ketimbang perkara yang wajib.

Pendapat ketiga dari Mazhab Hanbali dengan tegas mengharamkan puasa sunnah sebelum mengganti puasa wajib. Mazhab ini mendasarkan pada hadits Nabi SAW berikut:

"Siapa yang berpuasa sunnah padahal dia punya utang qadha puasa Ramadhan yang belum dikerjakan, maka puasa sunnahnya itu tidak sah sampai dia bayarkan dulu puasa qadha (wajib)nya". (HR Ahmad).

Namun, sebagian ulama meragukan hadits riwayat Imam Ahmad tersebut karena dianggap ada kegoncangan di dalamnya.

 

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut