Berdasarkan diagnosa medis, dia mengalami pergeseran di bagian pergelangan tangan dan lengan. Sehingga untuk beraktivitas masih membutuhkan bantuan orang, seperti makan dan lainnya.
Saat ini, Sapuro hanya bisa mengangkat dan sedikit menggerakkan jari-jarinya. Itu pun masih terasa sakit. "Pergelangan tangan geser ini. Saya dirawat cuma sehari, setelah itu rawat jalan. Sekarang masih terasa ini sesak nafas," keluhnya.
Sapuro menceritakan awal mula peristiwa memilukan itu terjadi. Awalnya dia sedang duduk di bangku bus. Tiba-tiba bus yang terparkir itu jalan. "Biasa aja turunnya, enggak lama bunyi 'grek'. Tapi kok lama-lama miring. Pada ucap Allahu Akbar," ungkapnya.
Tidak lama bus yang mereka tumpangi terperosok ke sungai. Sapura saat itu hanya bisa menahan sakit hingga akhirnya bantuan datang. "Langsung digotong, dibawa ke puskesmas. Kan orang sudah pada ramai," ucapnya.
Terkait penyebab, Sapuro mengaku bingung jika disebut ada anak kecil yang memainkan rem tangan bus. Sebab rombongan sama sekali tidak membawa anak kecil.
"Yang kita tau mobil jalan sama kecebur. Saya juga aneh, ini kok ada anak kecil, aneh itu. Engak ada loh anak kecil. Jadi aneh saya, katanya penyebabnya anak kecil, padahal enggak ada," ungkap.
Sapuro mengaku masih trauma bila mengingat peristiwa tersebut. Meski demikian dia tetap bersyukur masih diberi keselamatan walaupun tangannya mengalami cidera.
Diketahui, bus pariwisata yang mengangkut puluhan jemaah Majelis Taklim Kayu Gede, Pakujaya, Serpong, Tangerang Selatan, itu masuk sungai di daerah wisata Guci, Tegal, pada Minggu (7/5/2023).
Terdapat 37 orang penumpang bus saat kecelakaan itu. Dari jumlah itu 35 di antaranya mengalami luka-luka, dan dua meninggal dunia. (*)
Suasana penyelamatan korban kecelakaan bus di Guci, Tegal, Jateng. (Foto : tangkapan layar)
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Selasa, 16 Mei 2023 - 15:55 WIB oleh Irfan Maulana dengan judul "Nasib Malang Lansia Tukang Cuci Korban Selamat Bus Terjun ke Sungai di Guci, Tangan Cedera Kini Bingung Bertahan Hidup | Halaman Lengkap".
Editor : Syahrir Rasyid