JAKARTA, iNewsSerpong.id - Jagat maya dihebohkan dengan curhatan sarjana Universitas Indonesia ( UI ) yang merasa kecewa karena kalah bersaing dengan lulusan sekolah teknik menengah ( STM ) untuk masuk di perusahaan produsen alat sistem pertahanan matra laut, PT PAL Indonesia (Persero). Tak hanya itu, pemegang Ijazah STM tersebut pun bahkan berhasil menggeser 15 pelamar lain yang juga merupakan pemegang ijazah sarjana (S1).
Menanggapi kenyataan itu, pengusaha sekaligus Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Diana Dewi menjelaskan, kejadian itu lantaran lulusan perguruan tinggi meminta standar gaji tinggi (di atas upah minimum provinsi/UMP) sedangkan lulusan STM siap terima gaji sesuai UMP.Selain itu, keunggulan dari lulusan STM, mau dilatih atau training sesuai kebutuhan perusahaan. Sementara lulusan perguruan tinggi berpegang pada ilmu kemampuan yang dimiliki.
"Teman-teman STM sekarang ini kalau kita bilang dia bisa siap bekerja tetapi gajinya tidak terlalu tinggi akhirnya mereka dilatih mau, ditraining di perusahaan-perusahaan. Sementara lulusan perguruan tinggi banyak yang menyebut inflasi. Jadi mereka sudah punya standar karena sebagai lulusan perguruan tinggi, minta gajinya pasti kan beda," ujar Diana saat ditemui MNC Portal di The Sultan Hotel, Jakarta, Rabu (31/5/2023).
Diana pun membenarkan bahwa kini banyak perusahaan yang merekrut karyawan lulusan STM dibandingan lulusan perguruan tinggi. Menurut Diana, langkah itu tidak masalah, sebab kemampuan lulusan STM tidak kalah dengan para lulusan perguruan tinggi setelah kemampuannya diasah.
"Tapi pada saat implementasi bekerja ternyata teman-teman STM itu enggak kalah dengan teman-teman dari perguruan tinggi. Itu benar-benar terjadi loh," ungkapnya.
Diana menambahkan, para job seeker lulusan STM mau menerima pekerjaan dengan gaji yang ditawarkan perusahaan lantaran kesempatan mereka untuk masuk ke sektor kementerian, ataupun perusahaan BUMN-BUMN besar lainnya kecil, karena sudah direbut oleh para job seeker lulusan perguruan tinggi.
"Standarnya karyawan baru itu sekarang kita pakainya UMP. Nah dari situ perguruan tinggi biasanya nggak mau. Mereka lebih mau milih yang pembukaan lowongan kerja dari BUMN, kementerian. Nah mereka lari ke sana semua sedangkan yang STM mereka tidak bisa ke situ. Sementara dia (STM) punya kemampuan, skill dia bagus, dia bisa diterima walaupun dengan UMP," pungkasnya.(*)
Editor : Syahrir Rasyid