SERPONG CITY, iNewsSerpong.id - Mencari restoran Manado, Sulawesi Utara di kawasan Gading Serpong tidak begitu sulit. Kawasan ini yang menjadi destinasi kuliner serius usai Pandemi Covid-19 berlalu, memang diwarnai sejumlah restoran Manado, penawaran menunya pun sangat spesifik.
Adalah resto Pajeko salah satunya. Resto yang berlokasi di Ruko Agricola Paramount, Gading Serpong menawarkan menu utama yang berbeda dengan restoran lainnya. Menu spesial yang ditampilkan adalah Rahang Tuna Bakar. Menu ditawarkan dua varian, Rahang Tuna Bakar Rica-rica dan Rahang Tuna Bakar Polos.
Rahang Tuna sepanjang kurang lebih 15 Cm atau ukuran S dibakar dengan arang batok kelapa. Aroma gurihnya menyebar memancing nafsu makan pengunjung. Usai dibakar, rahang tuna yang telihat kecoklatan dan agak kehitaman dioleskan sambel Rica-ria. Itulah Rahang Tuna Bakar Rica-rica.
Rahang Tuna bakar rica-rica jadi menu primadona. (Foto : iNewsSerpong)
Kue Khas Manado
"Rahang Tuna Bakar Itu menu spesifik Pajeko. Selain dua varian, rahang tuna kami beri ukuran S - L dan M, tergantung besarannya. Kami juga tetap melayani menu-menu khas Manado lainnya. Bahkan cemilan kue Panada beserta pisang goreng sambel roa disiapkan," ungkap Iswandi Santoso, owner dari Resto Pajeko.
Kehadiran Resto Pajeko dengan menu spesifik Rahang Tuna bakar tidak terbayangkan sebelumnya. "Awalnya, saya ingin buka restoran ikan bakar karena saya penggemar ikan bakar. Itu saja rencana semula," beber Iswandi yang juga menjadi chef di restonya sendiri.
Lalu, Iswandi mulai memutar otak bahwa ikan bakarnya harus berbeda dengan yang lain. Muncullah ide menghadirkan ikan bakar Rahang Tuna. "Kalau saya rindu makan Rahang Tuna bakar mesti ke Kelapa Gading, Jakarta," jelas Iswandi yang sudah empat tahun lebih melayarkan resto Pajeko di Gading Serpong.
Dia meyakini, menu yang akan ditawarkan sangat khas dan punya peluang bisnis yang tinggi. Lalu, buka resto yang diawali dengan enam meja disamping Ruko Bolsena, Gading Serpong. Respons pengujung di luar dugaan padahal sama sekali belum ada promosi resmi seperti melalui media sosial.
Rupanya, promonya baru sebatas dari mulut ke mulut pengunjung dan sangat efektif. Iswandi mengutip sebuah pameo untuk pebisnis kuliner dengan cara promo tradisional itu. "Kalau enak kasih tahu teman. Kalau tidak enak kasih tahu juga teman," ujarnya.
Sumber Rahang Tuna
Darimana mendapatkan Rahang Tuna segar? Pria asli dari Manado meski namanya berbau Jawa itu melakukan survei terlebih dahulu. Ternyata, Rahang Tuna di Jakarta tersedia hanya saja harganya mahal karena sudah di tangan reseller.
Suatu hari, seorang pelanggan memberikan informasi tempat penjualan ikan tuna oleh sebuah perusahaan. Info itu benar, sebuah perusahaan ekspor ikan tuna ke Jepang. "Badan ikan tuna dikirim ke Jepang, kepalanya untuk pasar domestik," ungkapnya. Makanya, pasokan bahan bakunya aman.
Meski resto Pajeko beroperasi empat tahun lebih, Iswandi tetap mengomandoi hingga urusan dapur alias chef. Mulai meracik bumbu hingga memasak menu lainnya yang asli dari Manado. "Saya buat sambel Rica-rica dengan tingkat kepedasan sedang, menyesuaikan lidah pengunjung di Gading Serpong di luar warga Manado," tuturnya.
Lalu mengapa dinamai resto Pajeko? Iswandi tampak menarik napas sejenak lalu tersenyum. Pajeko itu, ungkapnya, asli bahasa Manado yang berarti kapal nelayan. "Pajeko satu kata gampang diucapkan. Sepintas, menyebut Pajeko mirip kata Pajero sebuah brand mobil yang terkenal itu. Itu alasan memakai nama Pajeko," kata Iswandi.
Tetapi ada juga mengira Pajeko itu nama dari pemilik resto. "Resto Rahang Tuna bakar ini milik Pak Jeko," ujarnya. Bagi Iswandi itu bagus-bagus saja, yang penting rajin berkunjung ke resto Pajeko karena masakannya memang enak di lidah pengunjung.
Iswandi Santoso. (Foto : iNewsSerpong)
Iswandi bukanlah seorang pebisnis pemula. Sebelum menggeluti bisnis restoran sudah berbisnis bersama keluarga di bidang supermarket di Manado.
Tahun 2007 banting setir dengan mengelola Noodle Cafe - sebuah franchise dari Thailand di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Barat.
Belakangan, menu Rahang Tuna bakar mulai juga ditawarkan pada sejumlah restoran di Gading Serpong. "Saya tidak merasa terganggu saya percaya rejeki sudah diatur Tuhan, tidak akan tertukar. Awalnya, ada rasa prihatin tetapi saya percaya orang masing masing punya rejeki," tuturnya.
Bagi Iswandi, makan di resto Pajeko seperti makan di Manado dengan rasa masakan tradisional atau rumahan. Rasa adalah roh dari sebuah bisnis restoran. Dan, resto Pajeko adalah pelopor menu Rahang Tuna bakar di Gading Serpong, Tangerang. (*)
Salah satu sudut resto Pajeko dengan gambar Pajeko atau perahu nelayan. (Foto : iNewsSerpong)
Editor : Syahrir Rasyid