get app
inews
Aa Read Next : Segini Harganya, Mobil Listrik Mercedes EQE 350 4MATIC AMG Mengaspal di Indonesia

Mobil Listrik China Dinyatakan Sebagai Ancaman Keamanan bagi Amerika, Kok Bisa?

Senin, 13 Mei 2024 | 05:59 WIB
header img
Presiden AS Joe Biden menyatakan mobil-mobil listrik China sebagai ancaman keamanan nasional. (Foto: AFP)

JAKARTA, iNewsSerpong.id - Kok bisa? Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengidentifikasi mobil-mobil listrik China sebagai ancaman terhadap keamanan nasional karena potensi perangkat lunak yang bisa digunakan untuk melacak individu dan meretas data pribadi.

Biden juga mengingatkan bahwa China dapat mengakses mobil listrik secara remote atau menonaktifkannya sama sekali. Oleh karena itu, Biden berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah produsen otomotif China memperluas penjualannya di AS karena risiko keamanan yang terkait.

"China dapat membanjiri pasar kami dengan mobil mereka, menimbulkan risiko bagi keamanan nasional kami. Saya tidak akan membiarkan hal itu terjadi selama masa jabatan saya," ujar Joe Biden dilansir dari Daily Mail, Senin (4/3/2024).

Untuk Melacak Data

Saat ini, terdapat 2,4 juta mobil listrik terdaftar di AS. Biden memperingatkan bahwa jika China diperbolehkan, mereka akan terus membanjiri Amerika dengan mobil listrik mereka. Ini mengakibatkan produsen mobil memiliki kemampuan untuk melacak data konsumen ketika mobil terhubung dengan ponsel dan sistem navigasi.

Biden menyamakan kendaraan tersebut dengan 'smartphone beroda' dan menyatakan bahwa pemerintahnya sedang menyelidiki potensi dampak terhadap keamanan nasional dengan kemungkinan larangan terhadap mobil China di masa mendatang.

China telah membuat kemajuan signifikan dalam meningkatkan produksi mobil listriknya, menyumbang 69 persen dari penjualan mobil listrik global baru hanya pada bulan Desember. Pada tahun lalu, sekitar 9 juta mobil listrik terjual di seluruh dunia dengan 1,4 juta di antaranya di AS.

China memproyeksikan penjualan 11,5 juta mobil listrik tahun ini dan berencana untuk menguasai 45 persen dari pasar mobil listrik pada tahun 2027, sementara AS memperkirakan hanya 2,5 juta pada tahun 2028.

Departemen Perdagangan AS sedang menyelidiki perangkat lunak otomotif buatan China yang tertanam di mobil listrik, yang memiliki kemampuan untuk melacak pergerakan dan aktivitas pengguna.

Penyelidikan ini dimulai setelah BYD, produsen mobil listrik terbesar di China, membuka fasilitas produksi di Meksiko. Kekhawatiran bahwa BYD akan mengirim mobil listriknya ke AS telah memicu desakan dari para legislator untuk mengambil tindakan tegas terhadap produsen mobil China, termasuk penerapan tarif baru.

Lael Brainard, yang memimpin Dewan Ekonomi Nasional Presiden, menyatakan bahwa China sedang membanjiri pasar luar negeri dengan mobil mereka. Dia mengingatkan bahwa mobil-mobil tersebut dapat terhubung dengan infrastruktur AS dan mengumpulkan jumlah informasi yang besar.

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut