get app
inews
Aa Text
Read Next : Mulai Tahun Depan, Warga Indonesia Dapat Kado Ulang Tahun: Medical Check Up Seumur Hidup

Jangan Anggap Enteng, Kentut Bau Busuk Bisa Jadi Gejala Kanker Loh!

Kamis, 02 Mei 2024 | 15:37 WIB
header img
Ilustrasi kentut bau busuk. Foto: Ist

JAKARTA, iNewsSerpong.id - Kentut berbau busuk dapat menjadi tanda gejala kanker yang jarang diketahui oleh banyak orang. Seorang wanita di Colorado, AS, mengalami hal ini ketika ia menyadari bahwa kentutnya tiba-tiba berbau jauh lebih busuk dari biasanya.

Wanita tersebut, bernama Jelena Tompkins, awalnya mengira bahwa bau kentutnya yang busuk disebabkan oleh konsumsi probiotik. Namun, setelah menjalani pemeriksaan, ternyata ia mengidap kanker kolorektal. Pada tahun 2016, saat berusia 34 tahun, Tompkins menyadari perubahan tersebut.

Meskipun merasa cukup sehat dengan rutin berolahraga dan menjaga pola makan sehat sebagai seorang ibu satu anak, Tompkins mengasumsikan bahwa bau tersebut mungkin disebabkan oleh sayuran dalam makanannya.

Menurut laporan dari Mirror pada Rabu (1/5/2024), Tompkins mulai mengonsumsi probiotik untuk menjaga keseimbangan bakteri ususnya, namun bau tersebut tidak kunjung membaik. Barulah ia mulai khawatir saat melihat darah dalam fesesnya.

Meskipun pada awalnya dokter tidak menemukan masalah dalam pemeriksaan kesehatan rutin beberapa bulan kemudian, pendarahan yang terjadi dianggap akibat perubahan pola makan. Namun, setelah tiga bulan, dokter mulai melakukan tes lebih lanjut untuk mencari penyebab gangguan pencernaan.

Hasil tes tersebut akhirnya mendorong mereka untuk merekomendasikan kolonoskopi, dan diagnosis menunjukkan bahwa Tompkins mengidap kanker dubur stadium tiga yang telah menyebar ke kelenjar getah bening.

Tompkins menjalani terapi radiasi selama 28 hari, diikuti dengan konsumsi pil kemoterapi Xeloda yang ditujukan untuk kanker kolorektal stadium akhir. Setelah dua bulan istirahat, ukuran tumor mulai mengecil, meskipun dokter merekomendasikan operasi.

Operasi dilakukan untuk mengangkat 12 inci usus besar dan rektum, serta 17 kelenjar getah bening, dengan lima kelenjar kanker yang tersisa. Tompkins kemudian menjalani ileostomi, sebuah prosedur di mana lubang dibuat di perut untuk mengeluarkan sebagian usus kecilnya melalui lubang tersebut, membentuk stoma.

Prosedur ini memungkinkan makanan melewati stoma ke kantong eksternal, menghindari rektum. Enam minggu setelah operasi, Tompkins memulai kemoterapi kombinasi folfox, yang berhasil diselesaikan pada Mei 2017.

Saat ini, Tompkins melaporkan bahwa ia berada dalam masa remisi dan menjalani kemoterapi pemeliharaan serta pemindaian tahunan. Meskipun senang dengan kemajuan yang telah dicapai, perjalanan ini tidaklah mudah baginya.

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut