SEOUL, iNewsSerpong.id - Baterai lithium-ion yang digunakan pada kendaraan listrik memiliki potensi terbakar jika mengalami kerusakan atau panas berlebih. Hal itu tak bisa dipungkiri.
Sebagaimana dilansir dari mt.co.kr, dibandingkan dengan kendaraan bensin, statistik menunjukkan bahwa tingkat kebakaran per 100.000 kendaraan lebih rendah pada kendaraan listrik.
Hal ini dikarenakan mesin bensin memiliki banyak komponen yang mudah terbakar, seperti bahan bakar, oli, dan sistem pengapian. Namun, perlu diingat bahwa populasi kendaraan listrik masih jauh lebih kecil dibandingkan kendaraan bensin.
Kendaraan Konvensional
Oleh karena itu, jumlah total kebakaran pada kendaraan listrik masih lebih sedikit dibandingkan kendaraan bensin.
Menurut data dari Badan Pemadam Kebakaran Nasional, Asosiasi Industri Mobil Korea, dan Asosiasi Importir dan Distributor Mobil Korea, berikut adalah merek mobil dengan frekuensi kebakaran tertinggi di Korea Selatan pada tahun 2023 (per 10.000 kendaraan):
- Volvo (9,95 unit)
- Jaguar (4,72 unit)
- Honda (3,83 unit)
- BMW (1,63 unit)
- Hyundai Motors (1,47 unit)
- Audi (0,7 unit)
- Kia Motors (0,86 unit)
- Lexus (0,35 unit)
- Mercedes-Benz (1,31 unit)
Data ini mencakup semua jenis kendaraan, termasuk mobil penumpang, truk, van, bus, dan mesin konstruksi. Volvo berargumen bahwa statistik ini tidak adil karena mencakup kendaraan komersial, dan frekuensi kebakaran pada mobil penumpangnya pasti lebih rendah.
Badan Pemadam Kebakaran Nasional memiliki kekurangan peralatan untuk menangani kebakaran kendaraan listrik. Kesimpulannya, Volvo memiliki frekuensi kebakaran tertinggi per 10.000 kendaraan di Korea Selatan pada tahun 2023.
Penting untuk mempertimbangkan jenis kendaraan dan volume penjualan saat membandingkan frekuensi kebakaran. Badan Pemadam Kebakaran Nasional perlu meningkatkan kesiapsiagaan mereka untuk menangani kebakaran kendaraan listrik. (*)
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com oleh Wahyu Budi Santoso dengan judul "Maraknya Kasus Mobil Listrik Terbakar Jadi Perhatian Khusus di Korsel".
Editor : Syahrir Rasyid