JAKARTA, iNewsSerpong.id – Geopolitik antara Rusia dan Ukraina memicu kenaikan harga minyak dunia, bahkan diprediksi bisa mencapai USD100 ribu barel perhari. Meski demikian pemerintah melalui Kementerian ESDM memastikan, pasokan BBM dan crude dalam negeri relatif aman.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji mengatakan, hal itu disebabkan mayoritas BBM dan crude yang diimpor Indonesia berasal dari kawasan Timur Tengah dan Afrika.
"Rusia mayoritas tujuan ekspor minyaknya bukan ke Indonesia, tapi ke Eropa dan RRT. Demikian juga gasnya, sebagian besar ekspornya ke Eropa. Sementara Indonesia mengimpor minyak dari Timur Tengah dan Nigeria. Jadi dengan kondisi itu, kami belum merasakan pengaruh yang langsung (ke pasokan BBM dan crude)," jelasnya, Senin (21/2/2022).
Meski demikian, Pemerintah terus mengamati dan mencermati apakah terjadi dampak domino dari ketegangan kedua negara tersebut.
"Kalau Rusia tidak langsung berhubungan dengan kita (terkait BBM). Yang bisa berdampak kalau ketegangan ini sampai ke Timur Tengah atau Afrika, itu berdampak suplai ke kita," kata Tutuka.
Lanjut Tutuka, stok BBM dalam negeri saat ini masih sekitar 21 hari, mendekati target sebesar 23 hari. PT Pertamina juga memiliki fleksibilitas yang tinggi untuk mengimpor crude, BBM dan LPG dari banyak negara, sehingga lebih adaptif menghadapi ketegangan geopolitik ini.
Meski demikian, Pemerintah juga telah mengantisipasi dengan mengidentifikasi fasilitas-fasilitas BBM yang dapat dijadikan tempat penyimpanan cadangan operasional.
"Kita membuat komunikasi intensif dengan Pertamina dan pihak lain untuk alert kalau ada sesuatu. Bisa cepat bergerak apabila ada kebutuhan meningkat," tegasnya.(*)
Editor : A.R Bacho