MAKASSAR, iNewsSerpong.id - Pertanggungjawaban itu bukan hanya ada di ujung masa jabatan, tetapi selalu ada setiap saat. Pernyataan itu tercetak dalam buku Chaidir Syam bertajuk, “Mencintai Maros, Tanpa Batas, Catatan Tiga Tahun Memimpin Maros".
“Saya menulis buku ini juga sebagai satu titik perenungan. Apa saja yang sudah tercapai. Apa saja yang masih menggantung sebagai impian," ujar Chaidir Syam yang sudah tiga tahun menakhodai Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Buku itu disunting Bachtiar Adnan Kusuma, pegiat lietrasi nasional.
Perjalanan tiga tahun kepemimpinan Chaidir Syam dan Suhartina Bohari memimpin Kabupaten Maros, terekam dalam buku atas pencapaian sampai segala hal yang dinilai belum sempurna. Bentuk refleksi pada perjuangan yang sudah berjalan.
Bentangkan Lima Bagian
Menurut Chaidir Syam, bukunya ini membentangkan lima bagian. Bagian Pertama, cerita tentang Refleksi, Mundur untuk Maju, bercerita dalam episode awal memutuskan diri maju di Pilkada Maros, Titik-Titik Perenungan, Namanya perjuangan pasti tidak mudah, DPRD Kabupaten Maros dalam Kenangan.
Bagian Kedua, segmen cerita tentang Maros Keren, tentang Maros keren pendidikannya, Pendidikan Perkara yang Tak Bisa Ditawar, Maros keren Kesehatannya, Hadirnya Rumah Sakit Tipe D dan Pencapaian Lainnya, Maros keren Ekonominya, Maros keren Kehidupan Sosialnya, Maros Relegius, Penting urusan anak dan Perempuan, Sigap Menangani Bencana, Maros Keren Literasinya, Maros keren Pemudanya.
Bagian Ketiga, segmen Mengukur Pencapaian berisi tentang Alhamdulillah, Melampaui Target, Deretan Penghargaan untuk Masyarakat Maros.
Bagian Keempat, segmen bertitel-Demi Disertasi, Meneliti tentang Maros, Hari yang Dinanti pun Tiba, Catatan Penutup: Sebuah Pidato untuk Pamit, Epilog: Masih Ada Setengah, Gaskan!
Bagian Kelima, segmen berisi testimoni kerabat kerja dan sahabat dekat dalam - Kata Mereka Tentang Saya. (*)
Bupati Maros, Chaidir Syam. (Foto: Ist)
Editor : Syahrir Rasyid