JAKARTA, iNewsSerpong.id - Perbedaan latihan militer pasukan elite TNI Denjaka atau Detasemen Jalamangkara dan Kopassus atau Komando Pasukan Khusus sangat kentara. Sebab, kedua pasukan elite memiliki orientasi misi sekaligus berasal dari matra yang berbeda, yakni Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Darat (AD).
Hanya saja, dapat dipastikan latihan kedua pasukan ini sangat keras. Bahkan, para personel bertaruh nyawa untuk bisa menyelesaikan latihan yang dijalani.
Oleh karena itu, hanya prajurit terbaik yang bisa bergabung dengan pasukan elite tersebut. Pasalnya, seleksi yang harus dilalui sangat ketat.
Lalu, seperti apa perbedaan latihan militer Denjaka dan Kopassus? Berikut iNews.id rangkum dari berbagai sumber, Sabtu (13/7/2024).
Latihan Militer Denjaka
Latihan Denjaka terkenal ekstrem. Salah satunya dilempar ke laut dengan kondisi kaki dan tangan terikat.
Tak hanya dituntut memiliki kemampuan fisik yang mumpuni, para anggota Denjaka juga harus memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi. Tuntutan ini mesti dipenuhi sejak proses rekrutmen calon anggota, mereka yang ingin lolos harus memiliki IQ tinggi.
Para anggota Denjaka menjalani latihan keras di Bumi Marinir Cilandak, Jakarta Selatan. Pendidikan yang wajib ditempuh di antaranya penanggulangan teror aspek laut (PTAL) selama sembilan bulan.
Pelatihan PTAL meliputi materi seputar taktik, teknik antiteror, antisabotase dan intelijen. Selain itu, ada juga pembekalan seputar cara menembak, renang, bela diri, dan teknik penetrasi rahasia di tiga medan yakni darat, laut, udara.
Para prajurit juga diberikan materi ketahanan interogasi. Mereka dilatih agar tidak memberikan informasi rahasia kepada musuh saat ditawan.
Meski berasal dari matra TNI AL, para personel Denjaka dituntut bisa bertahan dan berperang di segala medan. Demi mencapai hal itu, program pelatihan yang dilakukan terbilang berat.
Jika di laut mereka menempuh latihan berenang dengan kaki dan tangan terikat, di darat mereka diwajibkan mampu bertahan hidup dalam hutan selama berbulan-bulan. Terlebih, mereka tidak dibekali makanan apa pun yang akan menempa kemampuan para prajurit di kondisi ekstrem.
Selain itu, pendidikan prajurit Denjaka bukan lagi mengenai terjun tempur atau terjun payung, melainkan terjun bebas. Waktu latihan para prajurit ini tak hanya dilakukan pada siang, namun juga malam hari.
Latihan Militer Kopassus
Latihan yang tak kalah berat juga dilalui para personel Kopassus. Serangkaian latihan berat di darat mesti dilalui meskipun tidak harus bertahan di laut dengan tangan dan kaki terikat.
Latihan Kopassus terbagi atas tiga tahap yang berlangsung selama 20 hari, yakni dasar-dasar komando, penjelajahan sekaligus bertahan hidup di hutan dan gunung, serta pendaratan di laut.
Salah satu latihan berat lainnya adalah berusaha lolos dari kamp tawanan selama sehari penuh. Para prajurit bakal dilepas di wilayah rahasia di sekitar Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Mereka dituntut bertahan hidup dan lolos dari serangan musuh bagaimana pun caranya. Selama pelarian, mereka tidak dibekali sesuatu untuk bertahan.
Prajurit yang tertangkap akan dijebloskan ke sel tahanan. Proses interogasi, bahkan penyiksaan, harus mereka lalui agar bersedia buka mulut.
(*)
Editor : Syahrir Rasyid