JAKARTA, iNewsSerpong.id - Ukraina diketahui sedang digempur Rusia di dunia nyata, tetapi laporan terbaru menyebutkan bahwa negara itu juga menghadapi serangan siber secara masif.
Hal ini, diakui langsung oleh pemerintahnya. Disebut bahwa Ukraina sedang mengalami serangan siber yang sangat berbeda dari yang pernah dialami sebelumnya.
Dilansir dari BBC, Jumat (25/2/2022), serangan siber menargetkan beberapa situs bank dan juga departemen pemerintahan. Akibatnya, situs-situs tersebut menjadi tidak bisa diakses dan malah menampilkan pesan peringatan kepada pemerintah Ukraina.
Pihak Ukraina menyatakan, para hacker menggunakan Distributed Denial of Service (DDoS) tercanggih yang ada saat ini dalam melancarkan peretasan.
DDos sendiri, dapat membuat lalu lintas server berjalan dengan beban yang berat sampai tidak bisa lagi menampung koneksi dari user lain.
"Serangan DDoS massal lainnya di negara kami telah dimulai," kata Menteri Transformasi Digital Ukraina, Mykhailo Fedorov.
Selain itu, para peretas juga dikatakan menggunakan malware penghapus data terbaru.
Sejumlah peneliti dari perusahaan keamanan siber, ESET, menjelaskan jika malware yang digunakan adalah HermeticWiper yang diinstal pada ratusan mesin komputer, ini menyebabkan banyak data yang ada di sana hilang bak ditelan bumi.
Saat ini, beberapa situs departemen termasuk departemen pertahanan sudah mulai bisa dipulihkan. Mungkin, karena departemen yang satu ini memiliki lebih banyak kesiapan dibanding yang lainnya dalam menerima serangan siber.
Belum diketahui dari mana serangan ini berasal. Hingga sekarang, pihak Rusia belum mengakui serangan. Beberapa waktu lalu, sebelum terjadinya peperangan, Rusia membantah terlibat atas serangan di sejumlah situs. (*)
Editor : Syahrir Rasyid