get app
inews
Aa Text
Read Next : Ukraina Mendapatkan Gelontoran Bantuan Tambahan Rp40 Triliun dari Uni Eropa

Giliran ExxonMobil Dan Boeing Menjauh Dari Rusia

Rabu, 02 Maret 2022 | 17:26 WIB
header img
Perusahaan raksasa minyak dan gas (migas), ExxonMobil dan produsen pesawat, Boeing telah bergabung dalam daftar perusahaan yang memutuskan hubungan bisnis dengan Rusia. (Foto : Dok CAP)

TEXAS, iNewsSerpong.id - Dua perusahaan raksasa telah bergabung dalam daftar perusahaan yang mengambil tindakan tegas atas invasi Rusia ke Ukraina. Keduanya adalah perusahaan minyak dan gas (migas) ExxonMobil dan produsen pesawat Boeing.  

ExxonMobil mengatakan, bakal keluar dari perusahaan patungan multi-miliaran dolar dengan Rosneft yakni perusahaan migas milik Rusia.

ExxonMobil menjadi produsen minyak terbaru yang memutuskan hubungan bisnis dengan negara itu, setelah langkah serupa dilakukan BP, Shell dan Equinor.

Sementara itu, pembuat pesawat terbesar di dunia Boeing mengatakan sedang menangguhkan operasional di Rusia. "Kami menyesalkan tindakan militer Rusia yang melanggar integritas teritorial Ukraina dan membahayakan rakyatnya," kata ExxonMobil yang berbasis di Texas dalam sebuah pernyataan resmi perusahaan.

"Kami sangat sedih dengan hilangnya nyawa yang tidak bersalah dan mendukung respons internasional yang kuat," tambahnya.

ExxonMobil saat ini beroperasi dan memegang saham di ladang minyak dan gas Pulau Sakhalin, bersama Rosneft dan perusahaan dari Jepang dan India. Dikatakan ExxonMobil akan keluar dari operasi minyak dan gas Rusia itu, yang telah bernilai lebih dari USD4 miliar serta menghentikan rencana investasi terbaru di negara itu.

Tahun lalu, ExxonMobil mempekerjakan lebih dari 1.000 orang di seluruh negeri, dengan kantor pusar terletak di Moskow, St. Petersburg, Yekaterinburg dan Yuzhno-Sakhalinst, menurut situs webnya. Rusia sendiri merupakan salah satu produsen energi terbesar di dunia.

Pengumuman itu muncul ketika minyak mentah Brent yang menjadi patokan internasional untuk harga minyak melesat jadi USD 110 per barel, menandai level tertinggi lebih dari tujuh tahun.

Sementara itu pada pada hari Senin, raksasa energi saingannya BP mengatakan, bakal melepas 19,75% sahamnya di Rosneft setelah "tindakan agresi Rusia di Ukraina".

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut