TANGERANG RAYA, iNewsSerpong.id -- Diluar dugaan pemerintah, ketegangan melanda pangkalan gas elpiji 3 kilogram di Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Senin (3/2/2025).
Ratusan warga yang mengantre panjang untuk membeli gas elpiji 3 kg merasa frustrasi setelah tidak kebagian meski telah menunggu berjam-jam.
Pemicunya adalah pembatasan pasokan yang diterapkan oleh Pertamina, yang mengakibatkan hanya sebagian warga yang bisa mendapatkan gas.
Pemilik Pangkalan Gas
Salah satu ibu rumah tangga (IRT) bernama Lia, yang sudah lama mengantre, tiba-tiba mengamuk dan terlibat keributan dengan pemilik pangkalan gas.
Lia merasa sangat lelah menunggu dan tidak mendapatkan gas meski telah mengantre lama sambil mengurus anaknya.
"Saya lelah! Sudah mengantre dan membawa anak, tapi tetap tidak kebagian gas!" ujar Lia dengan kesal.
Pemilik pangkalan berusaha menjelaskan bahwa pasokan gas terbatas dan hanya tersedia 100 tabung per hari, namun penjelasan ini tidak mampu meredakan amarah Lia dan beberapa warga lainnya yang juga merasa kecewa.
Setelah beberapa saat, keributan pun mereda setelah warga menerima penjelasan mengenai kebijakan pembatasan pasokan gas oleh Pertamina.
Warga di sekitar pangkalan gas mengeluhkan kebijakan yang melarang penjualan gas elpiji 3 kg di tingkat pengecer atau warung. Kebijakan ini dianggap menyulitkan masyarakat meskipun harga di pangkalan lebih murah, yakni Rp19.000 per tabung, dibandingkan dengan harga eceran di warung yang mencapai Rp24.000.
"Kalau pasokan terbatas seperti ini, kami jadi kerepotan. Harus antre lama dan sering tidak kebagian," kata salah satu warga yang juga ikut mengantre.
Pemilik pangkalan gas mengakui kesulitan akibat kebijakan ini, karena pasokan harian yang hanya 100 tabung tidak cukup untuk memenuhi permintaan warga yang terus meningkat. (*)
Editor : Syahrir Rasyid