Trump Singgung Perdamaian dengan Israel, Saat Buka Puasa Bersama dengan Dubes Negara Arab

WASHINGTON, iNewsSerpong.id -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengundang duta besar (dubes) dari negara Arab buka puasa bersama di Gedung Putih, pada Kamis lalu.
Dalam pidatonya, Trump menyatakan bahwa dirinya telah menepati janji kepada masyarakat Muslim di seluruh dunia untuk berusaha mewujudkan perdamaian.
“Pemerintahan saya terlibat dalam diplomasi tanpa henti untuk menciptakan perdamaian abadi di Timur Tengah, berdasarkan Perjanjian Abraham yang bersejarah, yang menurut banyak orang tidak mungkin dicapai. Kita semua mengupayakan perdamaian untuk seluruh dunia," katanya kepada para dubes, seperti dikutip dari Arab News, Minggu (30/3/2025).
Perjanjian Abraham merujuk pada kesepakatan normalisasi hubungan antara beberapa negara Arab dengan Israel. Saat menjabat sebagai presiden AS periode pertama, Trump berperan sebagai penengah dalam normalisasi hubungan diplomatik empat negara Arab: Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko, dengan Israel.
Trump juga mengungkapkan rasa hormatnya bisa duduk satu meja dengan para dubes, terutama dalam momentum Ramadhan, meskipun bulan suci tersebut sudah mendekati akhir.
“Saat mendekati akhir bulan suci Ramadhan, kami merasa sangat terhormat untuk bergabung dengan banyak teman dan mitra internasional, termasuk Duta Besar dari Arab Saudi untuk Amerika Serikat, seorang perempuan yang sangat istimewa, Putri Rima. Terima kasih, Putri,” tuturnya.
Dubes Arab Saudi untuk AS, Putri Rima binti Bandar Al Saud, merupakan salah satu dubes yang hadir memenuhi undangan Trump. Duta besar lainnya yang hadir termasuk dari Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, dan Yordania.
Putri Rima kemudian mengucapkan terima kasih kepada Trump melalui postingan di media sosialnya.
“Merasa terhormat menghadiri jamuan buka puasa yang diselenggarakan oleh @POTUS. Bersyukur atas undangan yang baik serta sikapnya yang penuh perhatian terhadap masyarakat Muslim. Ini adalah bukti semangat persahabatan dan kerja sama yang menyatukan negara kita,” katanya. (*)
Editor : Syahrir Rasyid