JAKARTA, iNewsSerpong.id - Tiga miliarder China jatuh miskin. Hal itu karena kekayaan tiga miliarder tersebut hilang sebesar USD16,4 miliar atau setara Rp234,520 triliun (kurs Rp14.300 per USD) dalam sehari.
Hal ini disebabkan adanya aksi jual besar-besaran di pasar saham Hong Kong . Dengan demikian, menempatkan mereka di samping Jeff Bezos dari Amazon dan CEO Tesla Elon Musk sebagai lima taipan dengan kinerja terburuk dalam daftar Miliarder Real-Time Forbes pada Selasa (15/3/2022).
Melansir Forbes, Rabu (16/3/2022), salah satu pendiri Tencent, Ma Huateng memimpin penurunan dengan kekayaan USD6,1 miliar atau setara Rp87,2 triliun, lalu Ketua Nongfu Spring Zhong Shanshan sebesar USD5,6 miliar atau setara Rp80 triliun, dan Co-chairman Yang Huiyan dengan USD4,7 miliar atau setara Rp67,2 triliun.
Kekayaan bersih tiga miliarder itu anjlok di tengah kekalahan bersejarah di Hong Kong. Di mana, indeks acuan Hang Seng jatuh ke level terendah setidaknya enam tahun kurang dari 20.000 poin pada hari Selasa waktu setempat.
Segudang faktor memukul perusahaan mereka dan perusahaan lain yang terdaftar di pusat keuangan Asia. Indikasi Federal Reserve AS tentang beberapa kenaikan suku bunga tahun ini telah menyebabkan peningkatan arus keluar modal, sementara prospek ekonomi China yang melemah di tengah pembatasan Covid-19 yang masih ketat memberikan beban besar pada pendapatan dan pertumbuhan.
Menambah tantangan makro ini adalah kesengsaraan peraturan dan meningkatnya kekhawatiran atas situasi di Ukraina. Investor khawatir bahwa hubungan China yang lebih dekat dengan Rusia dapat menyebabkan sanksi ekonomi dari Barat, dengan banyak laporan menunjukkan kemungkinan kesediaan negara itu untuk memberikan bantuan militer termasuk drone dan rudal darat-ke-udara ke Rusia.
Meskipun Beijing telah mengabaikan hal itu sebagai disinformasi, dan Menteri Luar Negeri Wang Yi sekarang secara eksplisit mengatakan China tidak ingin sanksi terkait Rusia mempengaruhi dirinya sendiri, hubungan negara yang memburuk dengan AS masih membayangi perusahaan yang terjebak di tengah.
Komisi Sekuritas dan Bursa AS telah memberi tahu lima perusahaan Tiongkok yang terdaftar di AS bahwa mereka berisiko dihapus dari daftar karena kegagalan mereka untuk menyerahkan dokumen audit terperinci yang mendukung laporan keuangan mereka.
Editor : Syahrir Rasyid