Anda bertanya, dokter Menjawab. (Foto : iNewsSerpong)
TANYA JAWAB
1. Bagaimana pelayanan paliatif dilakukan bila seorang bayi sudah meninggal sejak di kandungan ibunya?
Kalau kondisinya seperti pertanyaan di atas, maka pelayanan paliatif dilakukan terhadap ibu dan bapak si bayi berikut keluarga besarnya.
Sebelum bayi dilahirkan, biasanya akan ada pembahasan, seperti pada saat lahir dan dimandikan, baju apa yang akan dikenakan kepada si bayi, akan dibawa pulang atau tetap di rumah sakit, akan dikebumikan di mana, apakah mau didokumentasikan (kamera atau video), kenangan apa yang mau dibuat (cap kaki di kertas atau lilin), dan masih banyak lagi lainnya.
2. Apakah kita boleh mempersiapkan kematian seseorang?
Seorang bangsawan Inggris bernama Sir Francis Bacon berkata, “Mengapa kita tidak boleh mempersiapkan kematian seseorang layaknya kita mempersiapkan kelahiran seorang bayi ke dunia?”
Ketika sebuah keluarga mengharapkan kelahiran seorang bayi, pasti mereka akan mempersiapkan segala sesuatunya, seperti kamar bayi, baju bayi, tempat tidur bayi, dan lain-lain.
Seperti halnya kelahiran, mengapa kita tidak bisa mempersiapkan kematian? Sebagai contoh, ada anak yang mempersiapkan kematiannya dengan mewariskan mainannya kepada adiknya, ada yang minta komputer ke orangtuanya tapi ternyata komputer itu dia siapkan untuk adiknya.
Pada tahap ini ada juga orangtua yang memanfaatkannya dengan menanyakan kepada sang anak apa yang menjadi keinginan terakhir dalam hidupnya. Ini yang kalau di luar negeri disebut sebagai Last Wish atau Permintaan Terakhir.
Ada anak yang ingin pergi ke Australia sebelum meninggal. Namun, karena kondisinya tidak memungkinkan, maka dibuatlah suasana kamarnya seolah-olah dia berada di Australia dengan memasang boneka-boneka, seperti boneka kangguru, boneka koala.
Seorang ibu dan anaknya yang berkebangsaan Australia juga diundang untuk membuat suasana lebih mirip lagi seperti di Australia. Banyak pemenuhan permintaan terakhir lainnya yang unik dan menarik.
Berbagai cara membantu anak memperoleh kualitas hidup yang baik.(Foto : Ist)
Di Indonesia, masalah ini belum menjadi suatu kebiasaan. Kalau kita melakukan hal ini, dikira kita mengharapkan anak ini cepat mati atau setiap kali kita berbicara tentang kematian, langsung disambut dengan kata amit, amit, amit, amit.
Ini sebenarnya salah satu bentuk cara bagaimana kita dapat membantu anak memperoleh kualitas hidup yang baik. (*)
Editor : Syahrir Rasyid