Jackie Chan Super Nakal Masa Kecil, Sang Ayah Mata-Mata dan Ibu Pengedar Narkoba

LOS ANGELES, iNewsSerpong.id -- Saat Charles berusia 40 tahun, ayah Jackie Chan membuat pengakuan mengejutkan pada anaknya, ternyata profesinya seorang mata-mata.
“Di dalam mobil, dia bilang, ‘Nak, aku sudah tua. Aku bisa saja tidur dan tak pernah bangun lagi. Aku punya rahasia yang perlu kau tahu.’ Ternyata rahasia itu adalah ayahku seorang mata-mata,” katanya dikutip dari People, Rabu (11/6/2025).
Karena statusnya sebagai mata-mata, Charles pun harus menutupi identitasnya dengan mengganti nama keluarga alias marganya. “Ayahku bilang, ‘Margamu sebenarnya bukan Chan, tapi Fang’,” katanya menambahkan.
Jackie Chan mengaku, awalnya sangat terkejut dengan pengakuan sang ayah. Namun setelah 5 jam mencerna pembicaraan tersebut, dia pun akhirnya menerima pengakuan ayahnya tersebut.
Dalam film dokumenter Traces of the Dragon: Jackie Chan and His Lost Family yang dirilis pada 2003, diketahui bahwa Charles Chan ada mata-mata Pemerintah China di era Perang Saudara di China pada era ‘40-an.
Tak kalah mengejutkan dari sang ayah, ibu Jackie, Lee Lee, juga punya rahasia yang juga diungkap dalam film dokumenter tersebut. Lee ternyata adalah seorang pengedar narkoba dan penjudi berat.
Jackie Chan Syok Tahu Sang Ayah Mata-Mata dan Ibu Pengedar Narkoba. (Foto: People)
Jackie Chan mengungkapkan, dirinya adalah anak yang sangat nakal saat masih kecil. Saking nakalnya, kedua sang aktor menyerah menghadapinya.
“Saat kecil, aku sangat nakal. Catat, sangat nakal. Aku tak mau ke sekolah. Sekalipun berangkat sekolah, aku akan membuang semua buku-buku dalam tasku,” ujarnya sambil tertawa.
Kenakalan Jackie Chan tersebut, membuat Charles akhirnya memutuskan untuk memasukkan ke sekolah bela diri. Di sana, dia belajar arti kedisiplinan sekaligus membuka pintunya untuk masuk ke dunia hiburan.
Jackie yang saat itu masih anak-anak mendapat tawaran untuk membintangi film Big and Little Wong Tin Bar, pada 1962. Sekitar 10 tahun kemudian, dia menjadi stuntman dalam film Fist of Fury yang mempertemukannya dengan Bruce Lee.
Pada era ‘70-an, bapak dua anak ini membintangi sederet film populer. Dari Enter the Dragon (1973), Shaolin Wooden Men (1976), To Kill with Intrigue (1977), Half a Loaf of Kungfu (1978), dan Magnificent Bodyguards (1978).
Dari Asia, Jackie Chan kemudian merambah industri perfilman Hollywood dengan membintangi Rumble in the Bronx, pada 1995. Namun popularitasnya semakin melambung setelah membintangi film Rush Hour bersama Chris Tucker, pada 1998.
Menariknya, Jackie tak mengerti alasan Rush Hour begitu sukses dan diminati penonton Amerika Utara. “Aku tak mengerti satupun kalimat yang diucapkan Chris. Budaya kami sangat berbeda,” katanya.
Film Rush Hour kemudian menghasilkan USD244 juta di seluruh dunia. “Tiba-tiba, aku dapat telepon yang bilang film itu memecahkan rekor dalam 3 hari penayangannya. Produser bilang, ‘Ayo, kita bikin sekuel dua, tiga, sampai empat,” imbuhnya. (*)
Editor : Syahrir Rasyid