YOGYAKARTA, iNews.Serpong.id - Gunung Merapi kembali meluncurkan awan panas guguran, Kamis (19/5/2022). Jarak luncuran mencapai 2.500 meter ke arah barat daya daya yang tercatat di seismogram dengan amlitudo 42 mm dengan durasi 181 detik.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tekhnologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida dalam keterangan tertulisnya Kamis (19/5/2022) menyebutkan, awan panas gunung yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)-Jawa Tengah ini terjadi dini hari tadi. Meski ada peningkatkan aktivitas, namun status Gunung Merapi tetap pada level siaga. Status ini ditetapkan sejak 5 November 2020.
Sepanjang Kamis dini hari hingga pagi, cuaca di puncak Merapi cenderung berawan, mendung, bahkan hujan. Angin bertiup lemah ke arah barat. Suhu udara 17-21 derajat Celsius, kelembaban udara 72-80 persen, dan tekanan udara 567-687 mmHg. Volume curah hujan 20 mili meter per hari.
Menurut Hanik, asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 20-50 meter di atas puncak kawah. Di samping awan panas guguran, juga teramati guguran lava pijar 10 kali jarak luncur maksimum 2.000 meter ke arah barat daya. "Kami juga masih mencatat aktivitas magmatik lainnya," tutur Hanik.
Tercatat setidaknya ada 39 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-44 mm dan berdurasi 34-150 detik. Selain itu, juga terjadi 5 kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 2-3 mm berdurasi 4-6 detik dan 2 kali gempa Vulkanik Dangkal dengan Amplitudo 40-46 mm dan berdurasi 9-11 detik.
Aktivitas Gunung Merapi memang masih tinggi. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. “Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak," ujar dia. (*)
Editor : Burhan