JAKARTA, iNewsSerpong.id - Maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan sejumlah perusahaan rintisan berbasis teknologi alias startup mengundang keprihatinan.
Sejumlah startup seperti SiCepat, e-commerce JD.ID, Zenius hingga platform perusahaan pelat merah Linkaja, belum lama ini melakukan pemangkasan pekerja.
Dalih di balik keputusan PHK karyawan itu pun beragam, mulai dari kondisi ekonomi yang lesu imbas pandemi, kepentingan reorganisasi, atau terkait Sumber Daya Manusia (SDM).
Pengamat ekonomi yang juga Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira membeberkan lima penyebab terjadinya PHK yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan rintisan.
Berikut rinciannya yang disampaikan oleh Bhima kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Jumat (27/5/2022).
1. Produk kalah saing
Banyaknya platform-platform baru yang menawarkan berbagai hal menarik menjadikan konsumen memiliki banyak pilihan sehingga sebagian startup kehilangan pangsa pasar secara signifikan.
2. Kesulitan dana
Banyak startup yang kesulitan mencari pendanaan baru akibat investor lebih selektif memilih startup. Menurut Bhima, saat ini investor lebih berhati-hati dalam melakukan investasi, termasuk untuk menyuntikan dananya ke startup. “Rata-rata perusahaan rintisan melakukan PHK karena mentoknya pendanaan karena tak kunjung mendapatkan investasi,” kata Bhima.
Editor : Syahrir Rasyid