4 Adab Menerima Tamu Menurut Ajaran Islam, Salah Satunya Soal Makanan Yang Dihidangkan

JAKARTA, iNewsSerpong.id - Adab menerima tamu menurut ajaran agama Islam hendaknya diketahui dan dipahami secara jelas oleh setiap Muslim. Pasalnya di balik perbuatan baik tersebut tersimpan balasan yang sangat besar dari Allah Subhanahu wa ta'ala.
Dalam Islam, hadirnya tamu adalah berkah yang sangat luar biasa besar. Hendaknya tamu-tamu itu disambut dengan sebaik-baiknya supaya mengalirkan pahala yang melimpah.
Nah, berikut ini adab-adab menerima tamu dalam Islam, sebagaimana dijelaskan Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 2010–2015 Agus Sukaca, dikutip dari Muhammadiyah.or.id:
1. Menerima dengan baik
Tamu yang datang berkunjung ada kalanya datang sendiri dan ada kalanya memang diundang. Kedua-duanya hendaknya diterima dengan baik.
Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam adalah contoh teladan penerima tamu yang baik. Menerima dan memuliakan tamu merupakan bagian dari tanda keimanan.
Sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Abu Suraih Al Ka'bi, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda:
"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya dan menjamunya siang dan malam, dan bertamu itu tiga hari, lebih dari itu adalah sedekah baginya, tidak halal bagi tamu tinggal (bermalam) hingga (ahli bait) mengeluarkannya." (Kitab Bukhari nomor 5670)
2. Menyambut dengan baik
Ketika ada orang yang mengetuk pintu rumah atau memencet bel dan memberi salam adalah pertanda ada orang yang mau bertamu ke rumah. Hendaklah menjawab salam dan bersegera memberikan sambutan dengan membukakan pintu, senyum ceria, dan menyapa dengan ramah.
Senyum ceria merupakan ekspresi bahwa tuan rumah senang menyambut kedatangannya. "Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah," demikian sabda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam.
Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam juga memberikan teladan dengan selalu tersenyum ketika berbicara (HR Ahmad nomor 20742). Beliau dikenal sebagai orang yang paling banyak senyumnya, sebagaimana hadis dari Abdullah bin Al Harits bin Jaz'i, dia berkata:
"Aku tidak pernah melihat seseorang yang paling banyak senyumannya selain Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam." (HR Tirmidzi nomor 3574)
Senyum kita melapangkan hati tamu dan membuat mereka merasa terhormat dan dihargai. Sapaan yang hangat akan lebih mencairkan suasana sehingga pertemuan menjadi lebih hangat dan akrab.
Editor : Syahrir Rasyid