Dia mengatakan masalahnya bukan pada alat pengukurnya. Ponsel cerdas dilengkapi dengan akselerometer yang mengukur variasi kecil di lokasi, dan mereka melakukannya dengan baik.
AS bernasib lebih buruk ketika para peneliti melihat sesuatu yang mereka sebut "ketidakseimbangan aktivitas" - kesenjangan antara pejalan kaki tertinggi dan terendah di suatu negara, yang mereka temukan sangat terkait dengan tingkat obesitas yang tinggi.
"Jika Anda berpikir tentang beberapa orang di suatu negara sebagai 'kaya aktivitas' dan yang lain sebagai 'miskin aktivitas', ukuran kesenjangan di antara mereka merupakan indikator kuat tingkat obesitas di masyarakat itu," terang Scott Delp, yang ikut memimpin penelitian tersebut dalam sebuah pernyataan.
Delp, yang juga profesor bioteknologi, mengatakan kepada BBC bahwa penelitian tersebut adalah yang terbesar yang pernah ada pada pergerakan manusia.
“Ini membuka pintu bagi cara-cara baru dalam melakukan sains dalam skala yang jauh lebih besar daripada yang bisa kita lakukan sebelumnya,” katanya.
Orang Amerika Serikat (AS) diketahui memiliki lebih banyak kesulitan untuk turun dari sofa — mereka rata-rata 4.774 langkah per hari, menempati urutan ke-30 secara keseluruhan dan peringkat jauh di bawah rata-rata 4.961 langkah di seluruh dunia.
AS berada di peringkat kelima untuk ketidakseimbangan aktivitas, di belakang Arab Saudi, Australia, Kanada, dan Mesir. Sedangkan, rata-rata penduduk China berjalan kaki 6.189 langkah – hampir 3 mil – per hari.
Berikut daftar negara yang warganya paling malas berjalan kaki
1. Indonesia: 3.513 langkah atau kira-kira satu setengah mil – per hari.
2. Arab Saudi, dengan 3.807 langkah
3. Malaysia mencatat hanya 3.963 langkah per hari.
4. Filipina mencatat 4.008 langkah per hari.
5. Afrika Selatan (Afsel) mencatat 4. 105 langkah per hari.
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait