Seluruh dari IPO, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, rencananya sekitar 21% akan digunakan untuk pembayaran sebagian biaya pembangunan proyek pabrik kelapa sawit. Penggunaan dana ini dikategorikan sebagai capital expenditure (capex).
Sekitar 79% akan digunakan JARR untuk modal kerja, yaitu untuk pembeli CPO dan bahan baku lainnya. Penggunaan dana ini dikategorikan sebagai operating expenditure (OPEX).
Pemegang saham JARR sebelum IPO adalah PT Eshan Agro Sentosa 99,91% dan PT Sinar Bintang Mulia 0,09%. Eshan Agro Sentosa adalah subholding dari PT Jhonlin Group yang berkantor pusat di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Adapun 98,5% saham Jhonlin Group dimiliki oleh Haji Samsudin Andi Arsyad atau Haji Isam yang juga dijuluki 'Crazy Rich Kalimantan Selatan'.
Dalam prospektus JARR ditegaskan pula bahwa pihak yang bertindak sebagai pemilik manfaat akhir (ultimate beneficial owner) perseroan adalah Haji Samsudin Andi Arsyad.
Berperan sebagai lead underwriter adalah PT Investindo Nusantara Sekuritas. Selain itu, penjamin emisi efeknya ialah PT Panca Global Sekuritas, PT Binaartha Sekuritas, dan PT Lotus Andalan Sekuritas. (*)
Editor : A.R Bacho
Artikel Terkait