Dosen Universitas Negeri Jakarta Nugrahaeni Prananingrum mengatakan, arus informasi yang datang dapat memengaruhi pola pikir dalam diri seseorang. Salah satu tantangan masyarakat di era sekarang ini adalah bagaimana dia mencerna informasi yang masuk dalam pikirannya. Kemampuan mencerna ini akan membentuk karakter seseorang.
“Salah satunya juga adalah pendidikan karakter yang turut membentuk kepribadian seseorang,” katanya.
Oleh karena itu, ujar Nugraheni, penanaman pendidikan karakter sejak dini sangat penting bagi individu agar tidak mudah terpapar konten negatif dari berbagai media. Pemahaman nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tungga Ika di ruang digital juga sangat membantu masyarakat menangkal konten negatif di dunia maya.
"Hal lain yang tak kalah penting adalah selalu mencari kebenaran atas informasi yang mencurigakan atau belum pasti keabsahannya," kata dia.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Jaringan Media Siber Indonesia Eko Pamuji membenarkan saat ini masyarakat tengah berada dalam turbulensi informasi. Banyak sekali informasi yang beredar, sulit dibedakan apakah palsu atau mengandung kebenaran. Dia menyarankan agar masyarakat berkontribusi positif dengan menyaring informasi terlebih dahulu sebelum disebarluaskan.
“Masyarakat jangan gampang terbujuk kamuflase berita palsu yang menyesatkan. Memang harus benar-benar disaring terlebih dahulu setiap informasi yang diterima,” ujarnya.
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.
(*)
Editor : Syahrir Rasyid