Foto/Twitter @jerangkah
“Sontak sekujur tubuh saya merasa dingin dan gemetar hebat menahan rasa sakit hati dan emosi yang sangat mendalam. Tidak habis pikir dengan ringan jempolnya ada pria menjadikan kata kata melepas bra istri orang sebagai bercandaan,” lanjutnya.
Tak hanya itu, Richo menyebut, pelecehan di grup chat kantor istrinya tersebut berlanjut saat sang istri tengah berfoto berdua dengan seorang rekan kerja perempuan. Mirisnya, foto tersebut dijadikan jokes seolah-olah sang istri seperti wanita penghibur yang tengah menunggu dipilih.
“Lucunya ada 2 orang lain yang menggunakan foto lainnya sebagai bahan becandaan seronok. Seolah ngeframing istri saya dan temannya di foto tersebut seperti pelacur yang tengah “menjajakan jasa”. Kenapa lucu? Salah satu pelakunya perempuan!” ungkap Richo.
“Bisa bisanya hanya karena istri saya duduk berdua dengan temannya, setelah mengenakan baju produk kantornya, lalu diframing dengan kata kata Lagi nunggu dipilih,” sambungnya.
Karena kasus ini, Richo menyebut istrinya mengundurkan diri dari kantornya. Menurut dia, meskipun sang istri telah memiliki niat yang baik untuk membantu perekonomian keluarga, hal itu tak membuat istrinya terlepas dari risiko pelecehan.
Richo pun akan mendampingi sang istri untuk membuat gugatan, bahkan menempuh jalur hukum. Meskipun hanya di grup chat, menurutnya, para pelaku yang terlibat melecehkan sang istri tak hanya diberikan teguran, namun harus dipecat agar memberikan efek jera.
“Kenapa harus dipecat? Karena banyak karyawan lain berhak mendapatkan lingkungan kerja yang sehat. Bukan diganggu oleh ekosistem toxic macam ini. Bibit predator seks berawal dari sini, dari pembiaran pembiaran lingkungan sekitar,” tegas Richo.
“Banyak yg menggantungkan hidup dan mati keluarganya dari kantor ini. Sepatutnya mereka mendapat perlindungan dari perusahaannya. Tempat kerja yang sehat dan nyaman,” tutupnya.