Sri Mulyani Waspadai Inflasi Dari Kenaikan Harga Produsen

Michelle Natalia
Pemerintah mewaspadai Kenaikan harga produsen bisa menyebabkan kenaikan harga di tingkat konsumen, yang kemudian diukur menjadi inflasi. Foto/Ilustrasi


Dia menyebutkan bahwa untuk pasar keuangan, yield surat berharga sudah mengalami perbaikan dengan spread yang menurun dari US Treasury yang tadinya pada awal bulan Juli 2021 spreadnya 512 bps sekarang menurun menjadi 449 bps.

"Rupiah dan indeks harga saham juga mengalami perbaikan, namun kita juga paham bahwa ada tantangan yang harus kita waspadai, yang pertama adalah kecenderungan inflasi atau kenaikan harga-harga," ungkapnya.

Dia menuturkan, dilihat di beberapa negara seperti Eropa, Amerika Serikat (AS), China, dan beberapa emerging market seperti Meksiko dan Korea, terjadi kenaikan dari harga produsen. Harga produsen ini bisa menyebabkan kenaikan harga di tingkat konsumen, yang kemudian diukur menjadi inflasi.

"Inilah yang kemudian kita akan waspadai. Untuk Indonesia kita lihat harga di tingkat produsen juga mengalami kenaikan 7,3%, di Eropa bahkan kenaikannya mencapai 16,3%, China 13,5%, AS 8,6%, Korea 7,5%. Kenaikan harga produsen ini harus kita waspadai agar tidak mendorong inflasi pada tingkat konsumen," tandasnya.(*)

 

 



Editor : Syahrir Rasyid

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network