Pria Rusia Ramai-Ramai Bekukan Sperma Sebelum Dikirim Perang ke Ukraina, Kenapa?

Anton Suhartono
Pria Rusia ramai-ramai membekukan sperma sebelum dikirim berperang ke Ukraina (Foto: Reuters)

MOSKOW, iNewsSerpong.id - Permintaan untuk pembekuan atau pengawetan sperma di kalangan pria Rusia meningkat setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi militer. Ini memungkinkan mereka untuk tetap bisa memiliki anak meski terbunuh di medan perang.

Para pria yang membekukan sperma, dalam istilah medis dikenal dengan kriopreservasi, umumnya mereka yang terpilih untuk berangkat ke Donbass, Ukraina. Mereka mendatangi klinik-klinik reproduksi sebelum diberangkatkan.

Dokter kepala di Pusat Ilmiah dan Praktik untuk Reproduksi Moskow Igor Vinogradov mengatakan terjadi lonjakan permintaan untuk menyimpan sperma oleh pria peserta wajib militer.

Peningkatan akan permintaan juga terjadi di daerah lain seperti Yekaterinburg. Kepala reproduksi Pusat Medis UMMC-Health Dmitry Mazurov mengatakan, tren serupa juga terjadi di wilayahnya.

Menurut dia, ada enam orang yang mengajukan setiap hari sejak perintah Putin dibandingkan hanya dua atau tiga setiap bulan dalam kondisi normal.

“Mereka menghubungi kami dan menanyakan apakah mungkin untuk menjalani konservasi darurat dalam 2 jam, tanpa persiapan dan pemeriksaan,” katanya, dikutip dari Mirror.

Untuk memenuhui permintaan itu, kliniknya menyiapkan sistem khusus bagi mereka yang akan berangkat berperang.

“Seorang pria datang ke klinik, melakukan tes, dan kami bekukan sperma. Kemudian begitu hasilnya keluar maka jelas apakah kita bisa menggunakan material ini di masa depan,” ujarnya.

Juru bicara Pusat Medis ICLINIC St Petersburg bahkan memberikan diskon 10 persen bagi pria yang menjadi bagian dari mobilisasi miliiter.

"Kami menggelar promosi terkait dengan peristiwa baru-baru ini (mobilisasi militer)," katanya.

Putin mengirim 300.000 pasukan cadangan ke Donbass setelah menandatangani dekret mobilisasi militer. Mereka merupakan personel yang sudah terlatih, bukan peserta wajib militer biasa.

Rusia diketahui memiliki 2 juta personel pasukan cadangan dan sekitar 25 juta peserta wajib militer.

(*)



Editor : Syahrir Rasyid

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network