TANGERANG RAYA, iNewsSerpong.id - Polteknik Negeri Jakarta (PNJ) jalin kerjasama dengan iNewsSerpong. Mulai dari program magang mahasiswa hingga staf pengajar di iNewsSerpong, berbagai aktivitas yang menguntungkan kedua pihak. Memberi peluang pihak iNewsSerpong menjadi dosen tamu di PNJ.
Kesepakatan kerjasama kedua pihak telah ditandangani masing-masing diwakili Pelaksana Harian Wakil Direktur Bidang Kerjasama PNJ, Rika Novita Wardhani dan Pemimpin Redaksi iNewsSerpong di Hotel Aston Priority, Simatupang, Jakarta, Jumat (18/11/2022).
Tantangan Dunia Kampus
Sebelum acara penandatanganan kerjasama didahului dengan diskusi seputar "Industri Media dalam Kaitan Dunia Pendidikan". Dalam sambutan pembuka, Kepala Program Studi Penerbitan PNJ, Zaenal Arifin, S.H., M.H, mengungkapkan bahwa dunia sudah berubah. Kemajuan industri media seakan tak terkejar.
"Kami dari kampus butuh masukan dari pelaku industri media, agar bisa menyesuaikan kurikulum di kampus," tegas Zainal. Sebab biar bagaimana pun, papar Zainal, dari kampuslah sebagai pemasok pelaku industri media.
Adapun praktisi industri media yang hadir adalah, Pemimpin Redaksi iNewsSerpong, Syahrir Rasyid, Pemimpin Redaksi Harian Ekonomi Neraca, Firdaus Baderi, Direktur Eksekutif Lembaga Pers Dr Soetomo (LPDS), Hendrayana, dan sejumlah alumni PNJ yang sudah berkarier pada media nasional.
Dalam forum diskusi itu, sebuah pertanyaan menarik dan menggelitik dilontarkan dosen senior PNJ, Intan, "Lalu, apa yang harus kami lakukan dari pihak kampus dalam menyiasati perubahan yang terjadi begitu cepat?," ucapnya.
Memang tidak bisa mengelak dari perubahan yang begitu cepat, kata Firdaus Baderi, kampus sebagai basis lahirnya jurnalis memang senantiasa dituntut menyikapi dengan cepat perubahan yang sedang berlangsung.
Yang pasti, menurut wartawan senior itu, jurnalis sekarang sikap kritis mulai luntur, persoalan akurasi, ketelitian penulisan nama, hingga liputan dua sisi cenderung diabaikan termasuk soal etika.
Lalu, intan menimpali, "Apakah perlu dihadirkan pelajaran khusus critikal thinking," ujarnya. Diskusi makin berkembang dan semua sepakat begitu penting mengajarkan critikal thinking.
"Bukan hanya critikal thinking juga sebuah militansi," ujar Syahrir Rasyid.
Pasalnya, papar wartawan senior itu, militansi dikalangan jurnalis yang lahir pada era digital ini sangat lemah.
Sementara itu, Hendrayana dalam diskusi itu lebih banyak menyoroti persoalan hukum terkait jurnalis masa digital ini. Banyak kasus yang muncul harus dipilah dengan cermat. Karena terkadang tidak terkait atau tidak memiliki unsur jurnalisme pada kasus yang mencuat.(*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait