“Saya harap dia bisa mengerti bahwa dia harus membayar kesalahannya,” ujar Ouyang.
Ouyang menambahkan putranya akan belajar bahwa membuat kesalahan berarti bertanggung jawab, meski tidak tahu harganya.
Keputusan sang ayah untuk mengajari putranya bertanggung jawab menarik gelombang pujian di media sosial China.
Banyak orang mengatakan, daripada marah atau menghukum anak secara fisik, mengajar dengan tenang dan membantu mereka belajar tanggung jawab akan lebih efektif.
Seorang netizen berkata, "Saya percaya bahwa putranya tidak hanya belajar dari kesalahannya, tetapi dia juga terinspirasi oleh ayahnya yang bertanggung jawab."
Yang lain menjelaskan, "Keterampilan mengasuh anak yang sangat baik dari sang ayah."
Pola asuh yang keras telah lama mendominasi masyarakat China, tetapi hal itu berubah seiring generasi orang tua yang lebih muda menjadi lebih sadar akan pendekatan pengasuhan alternatif.
Pada September tahun ini, seorang ayah di Beijing mengizinkan putranya yang berusia tiga tahun bermain sebagai dokter dengan memberikan enam kucingnya tes Covid-19 di rumah.
Pada bulan yang sama, seorang ibu di China utara dan putranya yang berusia 20 bulan membagikan 100 tas hadiah dengan penutup telinga dan catatan yang meminta maaf atas gangguan kebisingan yang mungkin terjadi pada para penumpang selama penerbangan.
(*)
Editor : Syahrir Rasyid