“Sekitar dua pertiga pria muda China menjadi perokok, dan sebagian besar mulai sebelum mereka berusia 20 tahun. Kecuali mereka berhenti, sekitar setengah dari mereka pada akhirnya akan terbunuh oleh kebiasaan mereka,” ujar Profesor Liming Li, salah satu ilmuwan dalam penelitian tersebut.
Lebih lanjut Profesor Liming Li mengatakan dalam penelitian itu diketahui dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah merokok, pria yang merokok secara teratur pada suatu waktu dalam hidup mereka memiliki risiko keseluruhan 10 persen lebih besar terkena penyakit apa pun. Penyakit dengan peningkatan risiko terbesar, yaitu 216 persen, adalah kanker laring.
Pria yang secara teratur merokok dan tinggal di daerah perkotaan memiliki risiko terbesar dari semuanya. Apalagi faktanya kelompok pria di perkotaan mulai merokok dalam usia lebih muda dibanding kelompok pria yang tinggal di daerah pedesaan.
Namun, di sisi lain ada kabar yang baik buat mereka yang akhirnya memutuskan berhenti merokok sebelum mengalami masalah kesehatan. Kelompok tersebut mengalami penurunan potensi gangguan kesehatan. Bahkan sama dengan mereka yang tidak pernah merokok sama sekali.
“Penelitian ini adalah mengingatkan akan adanya konsekwensi serius dari merokok dan manfaat berhenti sebelum penyakit besar berkembang," jelas Dr Ka Hung Chan.
Penulis senior Profesor Zhengming Chen dalam penelitian yang sama menyarankan adanya kenaikan harga rokok yang substansial agar risiko itu tidak terjadi. “Untuk China, kenaikan harga rokok yang substansial dan peringatan paket yang efektif dapat menyelamatkan puluhan juta nyawa,” jelasnya.
(*)
Editor : Syahrir Rasyid