JAKARTA, iNewsSerpong. id - Buraq menjadi tunggangan Nabi Muhammad SAW bersama malaikat Jibril saat melakukan Isra dan Mikraj. Rasulullah SAW menggambarkan Buraq lebih tinggi dari keledai dan lebih rendah dari baghal.
Awalnya, Buraq sulit dikendalikan seolah menolak untuk dikendarai Rasulullah SAW. Dalam tafsir Surat al-Isra ayat 1, Al Imam Ibnu Katsir menjelaskan, perjalanan Nabi kala itu kecepatanya melebihi kecepatan cahaya.
Diriwayatkan Imam Ahmad, Rasulullah SAW pernah bersabda seperti berikut: Didatangkan kepadaku Buraq, yaitu seekor hewan yang berwarna putih; tubuhnya lebih tinggi dari keledai, tetapi lebih rendah dari baghal.
Ia meletakkan kedua kaki depannya di ufuk batas jangkauan penglihatannya. Aku menaikinya dan Jibril membawaku berjalan hingga sampailah aku di Baitul Muqaddas.
Lalu aku menambatkan hewan itu di lingkaran tempat para nabi biasa menambatkan hewan tunggangannya. Aku memasuki masjid dan melakukan sholat dua rakaat di dalamnya, sesudah itu aku keluar.
Jibril menyuguhkan kepadaku sebuah wadah berisikan khamr dan sebuah wadah lagi berisikan susu. Maka aku memilih wadah yang berisikan air susu, dan Jibril berkata, "Engkau memperoleh fitrah."
Dalam sebuah hadis dari Musnad Ahmad diterangkan pada mulanya Buraq menunjukkan keliarannya, terkesan enggan ditunggangi Rasulullah SAW.
عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُتِيَ بِالْبُرَاقِ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِهِ مُسَرَّجًا مُلَجَّمًا لِيَرْكَبَهُ فَاسْتَصْعَبَ عَلَيْهِ وَقَالَ لَهُ جِبْرِيلُ مَا يَحْمِلُكَ عَلَى هَذَا فَوَاللَّهِ مَا رَكِبَكَ أَحَدٌ قَطُّ أَكْرَمُ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْهُ قَالَ فَارْفَضَّ عَرَقًا
Artinya: Dari Qatadah, dari Anas, sesungguhnya Nabi Muhammad didatangkan Buraq yang sudah dipersiapkan pelananya untuk ditunggangi namun Buraq sulit dikendalikan (liar), kemudian Jibril dengan sigap mengendalikannya seraya berkata kepada Buraq: Apa yang menyebabkan engkau bersikap demikian (liar)? Demi Allah, tidak ada orang paling mulia yang akan menunggangi engkau kecuali beliau (Nabi Muhammad).
Setelah itu, Buraq mengucurkan keringatnya (karena malu). Memahami bahwa dirinya sebagai kendaraan pilihan yang bertugas mengantar manusia pilihan, yaitu Nabi Muhammad, maka berubahlah sikapnya menjadi jinak penuh ta’dzim kepada Rasulullah.
Kemudian mereka (Rasulullah, Jibril dan Buraq) bertiga berangkat bersama menuju Baitul Maqdis. Sebagaimana diterangkan dalam hadis riwayat Hakim dalam kitab Mustadrak:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : " أُتِيتُ بِالْبُرَاقِ فَرَكِبْتُ خَلْفَ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَامُ ، فَسَارَ بِنَا إِذَا ارْتَفَعَ ارْتَفَعَتْ رِجْلَاهُ ، وَإِذَا هَبَطَ ارْتَفَعَتْ يَدَاهُ
Artinya: Dari Abdullah bin Mas’ud bahwasanya Rasulullah SAW berkata: Aku telah disediakan Buraq, akupun duduk di belakang jibril dan berangkatlah bersama. Setiap kali naik maka kedua kakinya yang belakang sejajar dengan kedua kaki depannya, dan setiap kali turun kedua kaki depannya sejajar dengan kedua kaki belakangnya.
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait