JAKARTA, iNewsSerpong.id – Koran ternama Belanda De Indische Courant menuliskan laporannya tentang Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO) Muhammadiyah sudah dilakukan sejak 1923.
Koran De Indische Courant memaparkan hal itu pada 15 Juli 1924. Disebutkan media tersebut bahwa PKO Muhammadiyah berkiprah menolong sesama tanpa melihat etnis, agama atau pun tingkat pendidikan diawali dengan pendirian klinik di Jagang Notoprajan, Yogyakarta pada 15 Februari 1923.
Bangunan klinik tersebut kini menjadi SD Muhammadiyah Notoprajan). Bila dihitung waktu maka PKO Muhammadiyah sudah berusia 1 abad atau 100 tahun.
Foto: Laman Muhammadiyah
Nah Momentum ini dimeriahkan dengan peluncuran PKU Muhammadiyah Jogja Reborn 2023.
Peneliti sejarah Muhammadiyah yang juga Sekretaris BPO Kokam Nasional, Iwan KC Setiawan menyatakan, De Indische Courant menginformasikan bahwa PKO didirikan oleh H. Sudja atas Prakarsa KH Ahmad Dahlan.
Sejak awal berdiri, PKO (terdiri dari Panti Asuhan, Rumah Miskin dan Klinik PKO) tidak memiliki tujuan untuk mencari keuntungan.
Oleh sebab itu kekurangan uang untuk membiayai kegiatan pelayanan sosial seringkali terjadi defisit. Sultan Yogyakarta memberikan subsidi sebesar 1200 Gulden dan Paku Alam memberi subsidi sebesar 300 Gulden. Melansir laman resmi Muhammadiah disebutkan, pada mulanya, masyarakat menaruh curiga terhadap kegiatan klinik PKO Muhammadiyah. Namun lambat laun seiring berjalannya waktu kecurigaan ini berangsur hilang.
Sementara biaya berobat di klinik PKO sebesar 10 sen, sedangkan biaya rawat inap per hari sebesar 2 gulden. Namun demikian, klinik PKO memberikan pengobatan gratis kepada orang yang tidak mampu. dr Somowidigdo adalah kepala Klinik PKO Muhammadiyah.
Tradisi Muhammadiyah memberi kemanfaatan untuk kemanusiaan universal tidak berlaku di tanah air saja. Dalam unggahan Twitter ke akun MDMC, Ichsan budimuhammad (@Michasanbudi) menyebutkan jika internasionalisasi Muhammadiyah lewat PKO telah dilakukan sejak masa awal.
Mengunggah foto dari berita di Harian De Locomotif tanggal 30 Juni Tahun 1930, Ichsan menulis jika Muhammadiyah mendirikan rumah sakit Lapangan atau Poliklinik Haji di Makkah. Poliklinik yang berlaku sementara ini dikelola oleh Poliklinik PKO Yogyakarta.
Berdirinya Klinik PKO Muhammadiyah bertujuan untuk memberikan dukungan dan pertolongan bagi kebutuhan masyarakat umum dan memperbaiki kehidupan sosial masyarakat.
Menariknya, tradisi Muhammadiyah memberi kemanfaatan untuk kemanusiaan universal tidak berlaku di tanah air saja. Dalam unggahan Twitter ke akun MDMC, Ichsan budimuhammad (@Michasanbudi) menyebutkan jika internasionalisasi Muhammadiyah lewat PKO telah dilakukan sejak masa awal.
Mengunggah foto dari berita di Harian De Locomotif tanggal 30 Juni Tahun 1930, Ichsan menulis jika Muhammadiyah mendirikan rumah sakit Lapangan atau Poliklinik Haji di Mekkah. Poliklinik yang berlaku sementara ini dikelola oleh Poliklinik PKO Yogyakarta.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait